Bisnis.com, JAKARTA - CIMB Niaga Syariah, unit usaha syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), mengaku bukan sekadar 'nebeng' induk usaha dalam hal akuisisi pelanggan, melainkan turut diiringi dengan perbaikan kualitas produk maupun layanan.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara mengungkap moncernya kinerja pembiayaan syariah pihaknya merupakan buah dari strategi dual banking leverage model (DBLM) dan kampanye 'Syariah First'.
Strategi ini memungkinkan setiap insan CIMB Niaga turut mengedukasi nasabah eksisting terkait keuangan syariah dan produk-produk besutan CIMB Niaga Syariah, bahkan bagi nasabah non-muslim sekali pun, untuk menunjukkan bahwa produk syariah bersifat universal.
Namun, Pandji menekankan bahwa strategi ini juga harus diiringi dengan upaya membuat semua produk syariah besutan UUS berada di level yang setara dan kompetitif dengan produk konvensional besutan induk.
"Memberikan nasabah kebebasan dalam memilih itu tentu harus didukung dengan produk yang sama baiknya. Tidak mungkin kita tawarkan syariah, tapi dengan harga yang lebih mahal. Bahkan, menurut saya setiap produk syariah itu harus ada added value yang nyata kepada nasabah," ujarnya kepada Bisnis, dikutip Senin (29/8/2022).
Sebagai informasi, strategi ini secara nyata membawa CIMB Niaga Syariah membukukan pembiayaan mencapai Rp42,3 triliun per Juni 2022, tercatat meningkat ketimbang tutup buku 2021 senilai Rp37 triliun, dan memiliki tingkat rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) enam tahun terakhir mencapai 29,4 persen.
Sebanyak 52 persen porsi pembiayaan tersebut ditopang segmen pembiayaan konsumen, mayoritas berupa kredit pemilikan rumah (KPR) syariah, disusul pembiayaan kendaraan.
Adapun, 48 persen sisanya merupakan pembiayaan kepada segmen korporasi, komersial, maupun UMKM.
Pandji mengungkap sebagian besar nasabah UUS merupakan nasabah konvensional yang tertarik dengan produk pembiayaan syariah tertentu, sehingga akhirnya berminat membuka rekening syariah.
Alhasil, fenomena ini turut menjadi bukti efektivitas UUS dalam mendongkrak literasi masyarakat terkait keuangan syariah.
"Bahkan, disbursement KPR bulanan CIMB Niaga itu 55 persen dari syariah. Kenapa? Karena upaya edukasi yang masif kepada tipe nasabah rasional, bahkan yang non-muslim sekali pun. Tipe loyalis syariah itu sedikit jumlahnya. Maka dari itu, menurut kami, kalau mau mengembangkan keuangan syariah di Indonesia, ya, intinya buat produk yang bagus, bahkan bisa bersaing dengan produk konvensional," jelasnya.
Efektivitas Leveraging Induk dan UUS
Head of Sharia Strategy CIMB Niaga Ulil Amri menekankan bahwa kinerja pihaknya sepanjang tahun berjalan mencerminkan DBLM atau leveraging bersama UUS mampu mendorong awareness masyarakat terkait keuangan syariah secara lebih pesat.
Pasalnya, leveraging memungkinkan model pemasaran cross-selling, yang akhirnya membuka peluang dan potensi lebih besar untuk menarik basis pasar nasabah rasionalis, alias di luar basis pasar utama keuangan syariah.
Pada akhirnya, strategi integrasi pemasaran, personil, dan infrastruktur, serta co-branding dan co-location, secara otomatis membuat suatu bank induk lebih rajin dalam mendidik tenaga pemasaran dan tenaga
pendukungnya dengan pengetahuan dan edukasi terkait produk dan layanan berbasis syariah.
"Kalau CIMB Niaga Syariah hanya mengandalkan 28 kantor cabang syariah, tidak mungkin kinerja kami akan seperti sekarang. Selain itu, bantuan induk untuk ikut meningkatkan literasi soal keuangan syariah kepada konsumen itu akan turut memberikan gambaran bahwa CIMB Niaga Syariah memiliki level pelayanan yang sama dengan induk," ungkapnya.
Adapun, Head of Sharia Product & Business Process CIMB Niaga Ade Hotamawaty menjelaskan bahwa strategi leveraging membuat kinerja operasional suatu UUS efektif dan efisien, karena memungkinkan pemanfaatan segala sumber daya, infrastruktur, teknologi, serta para pakar dari induk.
Secara umum, leveraging membuat peran UUS dalam setiap pembuatan produk syariah itu tinggal memastikan prinsip dan skema yang sesuai, kemudian meminta persetujuan Dewan Pengawas Syariah.
"Kualitas produk syariah kami bisa setara dengan produk bank induk. Ini juga alasan kenapa UUS kami itu terdepan soal inovasi produk-produk syariah baru untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia," tutupnya.