Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BBNI memiliki sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan laba di level digit ganda sekaligus secara berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan upaya untuk menjaga kinerja perseroan akan ditempuh dengan strategi yang fokus pada transformasi dan mengejar perbaikan dari sisi loan portfolio mix.
“Diharapkan dengan perubahan atau shifting loan portfolio kami menjadi kredit yang memiliki tingkat risiko rendah akan mendorong performa finansial yang lebih berkelanjutan,” ujarnya dalam Public Expose Live 2022 baru-baru ini.
Novita mengatakan emiten bank bersandi BBNI tersebut juga memiliki target jangka panjang untuk return on equity (ROE) di atas 18 persen pada 2025. Untuk mencapai hal itu, lanjutnya, perseroan akan menjaga biaya kredit di kisaran satu persen.
“Jadi, dari sisi pertumbuhan kredit, kami fokus pada kredit-kredit yang memiliki profil risiko rendah dengan target pertumbuhan kredit di kisaran 10 persen per tahun,” tutur Novita.
BBNI juga akan berfokus pada cross selling dan menerapkan strategi untuk mewujudkan perseroan sebagai transactional banking bagi nasabah. Langkah itu diyakini mampu mendorong potensi pendapatan di luar bunga kredit.
Baca Juga
Novita menuturkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income BBNI ke depan akan lebih didorong oleh transaksi nasabah yang sifatnya sindikasi, advisory, dan investasi.
“Hal ini juga memanfaatkan jaringan BNI yang berada di luar negeri. Jadi dengan strategi strategi tersebut, target ROE BNI yang 18 persen di 2025 menjadi indikasi bahwa profitabilitas BNI ke depan menjadi lebih baik secara berkesinambungan,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, BBNI menutup tahun 2021 dengan capaian laba bersih sebesar Rp10,89 triliun. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 232,2 persen secara year-on-year (yoy) atau tiga kali lipat dari profit tahun 2020.
Sementara itu, sepanjang paruh pertama tahun ini, perseroan telah meraup net profit sebesar Rp8,8 triliun atau meningkat 75,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyampaikan pemulihan ekonomi terjadi dengan sangat baik pada pertengahan tahun ini. Geliat usaha serta konsumsi masyarakat semakin kuat sehingga mendorong kinerja perseroan sebagai fungsi intermediator.