Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siap-siap! BI Bisa Naikkan Suku Bunga hingga 5 Persen

Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan terus menaikkan suku bunga acuan hingga 5 persen pada akhir 2022.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Kamis (9/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen pada sisa tahun ini.

Pada Rapat Dewan Gubernur Oktober 2022, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa keputusan kenaikan suku bunga tersebut merupakan langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi.

Selain itu, BI ingin memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 2–4 persen lebih awal yaitu ke semester pertama 2023.

Kenaikan suku bunga acuan pada Oktober ini juga sebagai langkah untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan BI masih akan terus menaikkan suku bunga acuan hingga kuartal I/2023.

Dari sisi eksternal, Faisal mengatakan tingginya inflasi di AS tampaknya lebih persisten dari yang diperkirakan.

The Fed telah memberi sinyal bahwa Fed Funds Rate (FFR) akan dinaikkan menjadi 4,50 persen pada 2022 dan menjadi 4,75 persen pada 2023. 

“Hal ini memang memicu aliran modal keluar di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia khususnya di pasar SBN, sehingga memberikan tekanan pada stabilitas nilai tukar rupiah,” katanya, Kamis (20/10/2022).

Dari sisi domestik, Faisal memperkirakan tingkat inflasi akan tetap tinggi, pada kisaran 5–6 persen secara tahunan, setidaknya hingga semester pertama 2023 dikarenakan penyesuaian harga BBM yang tidak hanya berdampak pada putaran pertama pada inflasi administered price tetapi juga berdampak putaran kedua pada barang dan jasa lainnya. 

Oleh karena tekanan yang datang dari sisi eksternal  dan dari sisi domestik, Faisal menilai BI akan lebih agresif mengalihkan kebijakan moneter longgar dengan menaikkan suku bunga kebijakan untuk mendorong stabilitas. 

“Secara keseluruhan, kami memperkirakan BI untuk terus meningkatkan suku bunga acuan menjadi 5,00 persen hingga akhir 2022 dan menjadi 5,25 persen pada 2023,” kata Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper