Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa dalam periode 7 tahun terakhir nilai program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terus tumbuh dan telah menopang pembiayaan UMKM.
“[Sepanjang 7 tahun terakhir] total KUR telah tersalur Rp1.300 triliun. Ini menjadi penopang penyediaan kegiatan ekonomi UMKM yang menyediakan 97 persen lapangan kerja yang saat ini didorong sektor mikro dan kecil,” ujarnya kepada wartawan di kompleks Istana Negara, Senin (19/12/2022).
Teten melanjutkan bahwa target Pemerintah pada 2023 adalah meningkatkan penyaluran KUR, di mana akan ditingkatkan menjadi Rp460 triliun lantaran pada tahun ini telah mencapai Rp373 triliun.
“Sesuai dengan kebijakan Bapak Presiden pada 2024 porsi kredit perbankan diharapkan mencapai 30 persen atau sekitar Rp1.800 triliun dari saat ini yang baru mencapai 20 persen atau sekitar Rp1.200 triliun,” katanya.
Oleh sebab itu, dia melanjutkan upaya percepatan dan perluasan penyaluran KUR klaster sangat penting dijalan sebagai upaya untuk meningkatkan akses penyaluran kredit bagi pelaku ekonomi kerakyatan.
Dia pun menjabarkan hingga 19 Desember 2022 untuk KUR klaster baru terealisasi sekitar Rp4,8 triliun yang penyalurannya telah sampai kepada sekitar 1,39 juta debitur.
Menurutnya, KUR klaster telah memberikan banyak catatan positif, khususnya peluang pembiayaan kepada kelompok usaha dengan platform hingga Rp500 juta per pelaku usaha.
“KUR klaster juga diberikan kepada UMKM secara berkelompok yang terintegrasi dari hulu ke hilir sehingga mengurangi potensi kredit macet dan mempermudahkan perbankan melakukan proses monitoring,” ujarnya.
Dia juga menilai KUR klaster juga memperkuat kemitraan UMKM dengan usaha besar, menempatkan umkm bagian dari rantai pasok industri sehingga bisa meningkatkan kemampuan manajemen usaha, meningkatkan kualitas produksi, dan meningkatkan kapasitas usahanya atau naik kelas.
Dia melanjutkan bahwa UMKM yang sudah terhubung ke rantai pasok industri di Indonesia, saat ini baru 7 persen serta yang terhubung dengan global value change baru 4 persen.
Sementara itu, dia mengatakan UMKM di Vietnam yang terhubung ke rantai pasok industri sudah 26 persen, oleh karena itu, diyakininya KUR klaster sangat relevan agar diperluas dalam rangka meningkatkan usaha besar dan usaha kecil Tanah Air.
“Saat ini, kami juga sedang membuat piloting kur klaster berbasis koperasi dengan menyinergikan kur dengan dana bergulir LPDB untuk koperasi. peran koperasi sebagai agregator dan offtaker dengan dukungan pembiayaan bunga 6 persen lebih meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha mikro dan kecil,” ujarnya.
Selain itu, strategi lain yang dikatakannya akan dilakukan Pemerintah adalah melakukan terobosan penyaluran KUR melalui pemanfaaatan teknologi digital, seperti analisa kelayakan kredit dengan sistem kredit skoring.
Menurutnya, inovasi ini perlu dilakukan oleh para perbankan terutama untuk bank penyalur atau pelaksana KUR, sebab upaya ini diyakininya bisa menjadi solusi usaha mikro dan kecil yang terkendala masasalah anggunan pinjaman.
"Pemerintah juga terus mendong pelaku UMKM untuk memanfaatkan apliaksi digital dalam pencatatan keuangan mereka," imbuhnya.