Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RDG BI Putuskan Suku Bunga Acuan Hari Ini, Simak Proyeksinya

Sebanyak 26 dari 28 ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) acuannya di 5,75 persen.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (16/2/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali menahan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berakhir hari ini, Kamis (16/3/2023).

Dilansir dari Bloomberg, sebanyak 26 dari 28 ekonom yang disurvei memprediksi BI akan mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) acuannya di 5,75 persen, sedangkan dua ekonom memprediksi bank sentral akan menaikkan suku bunga 25 bps ke 6 persen.

Bank sentral diperkirakan akan mempertimbangkan kondisi global yang semakin menantang dan berubah-ubah serta dampaknya terhadap kondisi domestik, termasuk nilai tukar, dalam memutuskan suku bunga acuan.

Rupiah telah melemah 0,8 persen terhadap dolar AS bulan ini, penurunan terbesar di antara mata uang-mata uang utama Asia.

Sebanyak enam dari 14 analis dalam jajak pendapat Bloomberg terpisah memperkirakan BI akan menyesuaikan sikap moneternya jika tekanan terhadap rupiah terus berlanjut terpisah minggu lalu. Survei tersebut dilakukan setelah Federal Reserve mengisyaratkan kenaikan suku bunga besar-besaran untuk menahan inflasi.

Ekonom Maybank Investment Banking Group Ju Ye Lee mengatakan BI kemungkinan akan memantau perkembangan rupiah jika the Fed melakukan pengetatan lebih dari yang diperkirakan.

“Tren penurunan inflasi inti baru-baru ini memberikan ruang untuk jeda pada pertemuan bulan Maret,” ungkapnya seperti dilansir Bloomberg.

Meskipun bank-bank di Indonesia tidak memiliki eksposur langsung dengan Silicon Valley Bank, Pemerintah tetap waspada terhadap kemungkinan dampak yang mungkin terjadi jika dampak kebangkrutan SVB menyebar ke sektor keuangan AS yang lebih luas.

Hal ini juga dapat memukul rupiah jika sentimen risk-off mengarah pada aksi jual aset-aset di pasar negara berkembang.

Ekonom PT Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan Indonesia mungkin akan mengalami ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran di pasar spot karena ada lonjakan kebutuhan dolar AS yang biasa terjadi di kuartal kedua untuk impor, utang luar negeri, dan repatriasi dividen.

"Akan lebih bijaksana bagi BI untuk menaikkan suku bunga lebih cepat," ujarnya.

Satria memperkirakan BI menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin pada RDG bulan ini dan memproyeksi suku bunga mencapai 6,5 persen pada paruh pertama tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper