Bisnis.com, JAKARTA - Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) menetapkan pembagian dividen sebesar Rp797,12 miliar atau 51,76 persen dari laba bersih tahun buku 2022.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, sepanjang tahun lalu perusahaan menorehkan pencapaian kinerja yang positif di tengah proses pemulihan ekonomi pasca pandemi belum sepenuhnya normal.
”Dengan keadaan yang penuh dengan tantangan ini, Bank Jatim dapat mencapai kinerja keuangan di tahun buku 2022 dengan hasil yang memuaskan,” jelasnya dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (13/4/2023).
Adapun, besaran dividen per saham (DPS) yang ditetapkan adalah Rp53,09 per lembar saham. Angka tersebut naik sekitar 2 persen (year-on-year/yoy) dari Rp52,11.
Untuk diketahui sebelumnya, sepanjang 2022 BJTM membukukan laba bersih senilai Rp1,54 triliun, naik 1,31 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba 2021 yakni Rp1,52 triliun.
Mengacu pada laporan keuangan perseroan, penghijauan pada sisi bottom line tersebut didorong oleh naiknya pendapatan bunga dari Rp6,58 triliun pada 2021 menjadi Rp6,77 triliun pada 2022. Kemudian, beban bunga menyusut dari Rp1,97 triliun pada 2021 menjadi Rp1,96 triliun pada 2022.
Baca Juga
Sementara itu, Bank Jatim mencatatkan penyusutan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 10,54 persen yoy menjadi Rp386,51 miliar pada 2022. Kemudian, pendapatan berbasis komisi atau fee based income bank berkode emiten BJTM ini naik 25,32 persen yoy menjadi Rp514,87 miliar.
Namun, rasio profitabilitas Bank Jatim tercatat mengalami penurunan. Imbal ekuitas (return on equity/ROE) BJTM turun 102 basis poin (bps) menjadi 16,24 persen persen. Kemudian imbal aset (return on asset/ROA) BJTM juga turun 10 bps menjadi 1,95 persen.
Dari sisi aset, total aset Bank Jatim hingga akhir Desember 2022 mencapai Rp103,03 triliun atau tumbuh 2,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
”Ekspansi kredit yang kami berikan juga tak luput dari peningkatan. Bankjatim telah sukses menggelontorkan kredit sebesar Rp46,20 triliun atau naik 8,06 persen dibandingkan tahun 2021,” jelas Busrul.
Secara lebih rinci, peningkatan penyaluran kredit tersebut terjadi pada seluruh segmen. Kredit di sektor UMKM menjadi penyumbang kenaikan tertinggi yaitu mengalami peningkatan sebesar 26,24 persen atau tercatat Rp6,34 triliun hingga akhir 2022.
Kemudian, portofolio kredit komersial juga mengalami peningkatan sebesar 7,02 persen menjadi Rp11,20 triliun. Selanjutnya, kredit pada sektor konsumsi juga tumbuh 5,11 persen menjadi Rp28,65 triliun.