Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan laba bersih Rp11,5 triliun pada kuartal I/2023, naik 43 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan peningkatan laba ini didorong oleh ekspansi volume kredit, peningkatan kualitas pinjaman, hingga kenaikan pendapatan berbasis komisi atau fee based income.
BCA mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) Rp18,53 triliun pada kuartal I/2023, naik 28 persen yoy. Margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BCA pun naik dari 4,9 persen pada kuartal I/2022 menjadi 5,6 persen per 31 Maret 2023.
Sementara itu, fee based income BCA mencapai Rp3,97 triliun, naik 6,9 persen yoy.
BCA juga mencatatkan efisiensi, terlihat dari rasio biaya terhadap pendapatan (cost to income/CIR) BCA yang susut dari 35,8 persen pada kuartal I/2022 menjadi 35,1 persen pada kuartal I/2023. Biaya kredit atau cost of credit juga susut dari 1,9 persen menjadi 0,8 persen.
Dari sisi intermediasi, BCA mencatatkan kredit Rp713,82 triliun pada tiga bulan pertama tahun ini, naik 12 persen yoy.
Aset BCA pun naik menjadi Rp1.321,72 triliun berbanding Rp1.259,43 triliun pada periode sama tahun lalu.
Kemudian, BCA mencatatkan perbaikan kualitas aset. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross BCA turun dari 2,3 persen menjadi 1,8 persen pada kuartal I/2023.
Selain itu, BCA juga meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp1.038,75 triliun pada kuartal I/2023, naik 4,1 persen yoy. Dana murah atau current account savings account (CASA) pun naik 5,7 persen yoy menjadi Rp843,33 triliun.