Bisnis.com, JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF membeberkan sejumlah target keuangan yang ingin dicapai hingga akhir 2023. Mulai dari laba, pendapatan, liabilitas, aset, ekuitas hingga penyusutan beban.
Sebagai BUMN sektor pembiayaan perumahan, SMF membidik laba bersih pada akhir 2023 senilai Rp430 miliar (year-on-year/yoy). Adapun, capaian saat ini senilai Rp245 miliar per semester I/2023. Tak hanya itu, pendapatan yang saat ini berada di posisi Rp982 miliar terus digenjot agar mencapai angka Rp2 triliun (yoy).
Dari sisi liabilitas yang saat ini senilai Rp17,80 triliun pun turut dipacu guna mendekati target Rp19 triliun. Disusul ekuitas yang ditargetkan menjadi Rp18 triliun, di mana pada Juni 2023 ekuisitas berada di angka Rp16,48 triliun.
Penyusutan beban pun tak luput dibidik oleh SMF dari posisi Rp737 miliar pada Juni 2023 menjadi Rp1,5 triliun pada akhir 2023.
"Kinerja keuangan SMF masih on the track, khususnya untuk kinerja aset dan neraca laba rugi. Dari sisi aset, posisi Juni 2023 kan Rp34 triliun [34,27 triliun], akan kita kejar hingga akhir tahun harus mencapai Rp38 triliun," sebut Direktur Keuangan dan Operasional Bonai Subiakto pada paparan Kinerja SMF di Sulawesi Selatan, Jumat (11/8/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut, dirinya merasa optimis dengan segala target yang dicanangkan. Pasalnya, pada Januari 2023 Perseroan ditunjuk sebagai Sekretariat Ekosistem Pembiayaan Perumahan yang memiliki peran sebagai katalisator pengembangan sektor perumahan.
Peran SMF sebagai Sekretariat Ekosistem Pembiayaan Perumahan memiliki peran yang krusial sebagai wadah koordinasi antara pemangku kepentingan di sektor perumahan dan pembiayaan perumahan serta menghubungkan kebijakan pemerintah disandingkan dengan para stakeholders.
Sekretariat ini bertujuan membuka jalan bagi terciptanya sebuah Rencana Kerja Bersama pengembangan sektor perumahan
"SMF akan terus bergiat mendorong bangkitnya industri perumahan di tanah air, baik dari sisi supply maupun demand," katanya.
Adapun, sepanjang semester I/2023, perseroan menyalurkan pembiayaan sebesar Rp4,6 triliun, meningkat 5,38 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yaitu Rp4,3 triliun.
Sinergi dengan BSI
Pada kesempatan yang sama, Direktur Sekuritisasi dan Pembiayaan Heliantopo mengatakan perseroan bersinergi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) juga telah berhasil melakukan sekuritisasi pada semester I/2023 yang merupakan EBA Syariah pertama di Indonesia dengan nilai transaksi Rp325 miliar.
"Dengan capaian bisnis tersebut, secara kumulatif Perseroan telah mengalirkan dana dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan sebesar Rp94,63 triliun yang terdiri dari penyaluran pembiayaan dan pembelian KPR sebesar Rp81,02 triliun, serta sekuritisasi KPR sebesar Rp13,61 triliun. Dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 1,87 juta debitur," papar pria yang akrab disapa Topo tersebut
Perseroan juga aktif dalam merealisasikan penerbitan surat utang sebagai bagian dari upaya dalam memenuhi perannya sebagai penyedia likuiditas jangka panjang bagi penyalur KPR.
Sepanjang kuartal II/2023, perseroan telah merealisasikan penerbitan surat utang melalui Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan VI Tahap IV Tahun 2023 dengan tingkat bunga tetap, sebesar Rp2 Triliun.
Obligasi ini merupakan penerbitan terakhir dari plafon penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI SMF untuk selanjutnya akan dibuka plafon penerbitan Obligasi Bekelanjutan VII SMF dan Sukuk Musyarakah Berkelanjutan I SMF.
Sejak 2009 hingga Juni 2023, SMF telah melakukan penerbitan surat utang sebanyak 52 kali dengan total Rp52,4 triliun yang terdiri dari 39 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk Mudharabah (penawaran umum) sebesar Rp47,63 triliun, 12 kali Medium Term Notes (penawaran terbatas) sebesar Rp4,67 triliun dan satu kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp120 miliar.
Selain itu SMF juga konsisten dalam menghadirkan pendanaan kreatif (creative financing) sebagai bagian dari upaya keberlanjutan melalui sekuritisasi aset KPR untuk menyediakan sumber pendanaan jangka menengah panjang bagi pembiayaan perumahan.
Sekuritisasi dapat menjadi solusi perbankan dalam mengatasi risiko maturity mismatch dan menekan gap kepemilikan dan kepenghunian rumah di Indonesia yang dicanangkan oleh Pemerintah.
Sejak tahun 2009 SMF telah memfasilitasi penerbitan structured product berupa Efek Beragun Aset (EBA). Hingga saat ini, SMF telah melakukan penerbitan EBA dengan aset dasar tagihan KPR sebanyak 16 kali transaksi dengan total dana yang terkumpul dari pasar modal sebesar Rp Rp13,61 triliun untuk disalurkan kepada masyarakat.
Terkait optimalisasi peran dan fungsinya dalam mendorong bangkitnya industri perumahan baik dari sisi supply maupun demand sesuai perluasan mandat yang telah diberikan oleh Pemerintah, SMF menjaring sinergi dengan para pemangku kepentingan industri perumahan.
Pada semester I/2023, SMF merealisasikan berbagai kegiatan bisnis yang merupakan implementasi dari perluasan mandat Pemerintah diantaranya yaitu, Kredit Konstruksi sebesar Rp44,89 miliar, Kredit Mikro Perumahan sebesar Rp534,6 miliar, dan Kredit Multi Guna Perumahan sebesar Rp2,1 triliun.