Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Berganda Proyek Kereta Cepat hingga LRT versi Bank Mandiri, Dorong PDB Rp690 T

Bank Mandiri menghitung proyek infrastruktur seperti Kereta Cepat Indonesia China hingga LRT berpotensi meningkatkan PDB hingga Rp690,5 triliun.
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman
Rangkaian Electric Multiple Unit (EMU) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) saat berada di Stasiun KCJB Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Riset Tim Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) menunjukkan dampak ekonomi proyek infrastruktur Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pembangunan jalan tol, light rail transit (LRT) Jabodebek, pembangunan Bandara Bali Utara, Kawasan Pariwisata dan Industri berpotensi meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) sebesar Rp690,5 triliun. Sementara total investasi yang dikucurkan untuk daftar proyek ini sekitara Rp 430 triliun.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menjelaskan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, sektor infrastruktur memiliki andil yang cukup besar.

“Proyek infrastruktur memiliki multiplier effect yang besar dalam perekonomian termasuk penciptaan kesempatan kerja,” ujar Andry dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (19/3/2023).

Menurut perhitungan tim Ekonom Bank Mandiri, terdapat potensi penyerapan 2,4 juta tenaga kerja baru dari pembangunan berbagai proyek infrastruktur ini. Sedangkan secara jangka menengah dan panjang, pembangunan infrastruktur juga bisa berdampak positif bagi industri turunannya seperti pengadaan listrik dan gas, penyediaan akomodasi makan dan minum, transportasi dan pergudangan hingga industri pengolahan dan properti.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengatakan pihaknya juga tengah memacu kredit pada sektor infrastruktur. Tercatat penyaluran kredit Bank Mandiri pada segmen ini berdasarkan klasifikasi dalam Peraturan Presiden (Perpers) 38 Tahun 2015 mencapai Rp267,92 triliun per Juni 2023.

"Nilai tersebut tumbuh 7,96 persen year-on-year (yoy) dari posisi Juni 2022 sebesar Rp 248,17 triliun," katanya.

Pembiayaan tersebut disalurkan ke berbagai sub sektor seperti jalan, transportasi, migas dan energi terbarukan, tenaga listrik, telematika, perumahan rakyat dan fasilitas kota, hingga konstruksi.

“Ini merupakan kiprah Bank Mandiri dalam 25 tahun terakhir untuk terus konsisten menjadi salah satu pendukung penguatan infrastruktur tanah air di luar Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujar Indah sembari menyebutkan Bank Mandiri akan merayakan HUT pada 2 Oktober 2023 mendatang.

Sedangkan jika dirincikan, penyaluran kredit infrastruktur BMRI terbesar ke sub sektor transportasi yang melonjak 14,85 persen yoy menjadi Rp 68,81 triliun per Juni 2023. Lalu, tenaga listrik mengalami peningkatan 14,33 persen yoy menjadi Rp48,49 triliun.

Kredit infrastruktur untuk pembangunan jalan tumbuh 12,54 persen yoy menjadi Rp47,01 triliun. Juga untuk sub sektor telematika naik 8,53 persen yoy menjadi Rp30,61 triliun.

Indah melihat peluang sektor infrastruktur akan terus meningkat ke depannya. Berdasarkan riset tim Bank Mandiri, belanja infrastruktur meningkat 5,8 persen pada RAPBN 2024 menjadi sekitar Rp422,7 triliun. Berbanding outlook APBN 2023 sebesar Rp399,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper