Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menilai penyaluran kredit melalui skema sindikasi masih menjanjikan pada akhir tahun ini. Sementara, sejumlah proyek menjadi incaran kucuran dana sindikasi dari BCA, di antaranya jalan tol hingga smelter.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn mengatakan hingga Agustus 2023, tren penyaluran kredit sindikasi BCA masih tercatat tumbuh positif.Perusahaan telah mengelola kredit sindikasi sebesar Rp136,4 triliun per Agustus 2023 dan porsi partisipasi BCA dalam kredit sindikasi mencapai Rp25,55 triliun.
Penyaluran kredit sindikasi dari BCA itu dilakukan sebagai bentuk komitmen mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia. Terutama kredit untuk proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi, dan kelistrikan. BCA pun menilai penyaluran kredit sindikasi pada akhir tahun ini masih menjanjikan.
"Kami melihat prospek kredit sindikasi ke depan masih positif, mengingat banyaknya permintaan untuk refinancing dan kebutuhan investasi atau modal kerja baru," katanya kepada Bisnis pada Senin (2/10/2023).
Sementara, ada beberapa pipeline sindikasi yang ditangani BCA di antaranya infrastruktur jalan tol, smelter, manufaktur, jasa keuangan, properti, dan telekomunikasi.
"BCA turut berpartisipasi dalam kredit sindikasi dengan mempertimbangkan faktor risk appetite, posisi likuiditas dan modal, serta memilih proyek-proyek yang berpotensi memperkuat bisnis inti BCA," ujar Hera.
Baca Juga
Adapun, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin mengatakan potensi kredit sindikasi masih besar peluangnya. Hal ini didorong oleh sejumlah kondisi.
Bank misalnya masih hadapi masalah risiko kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) pasca restrukturisasi pandemi Covid-19. Bank berupaya menjaga risiko kreditnya dan ketika ingin membiayai proyek besar, sindikasi menjadi salah satu cara karena bank bisa berbagi risiko.
Selain itu, pasca pandemi Covid-19, mulai ada perbaikan kondisi keuangan pada sejumlah sektor seperti manufaktur dan perdagangan. "Sektor pertambangan dan energi juga mulai menjanjikan setelah pemerintah menggencarkan hilirisasi. Itu memunculkan peluang kredit investasi, modal kerja yang besar, dan membuka peluang kredit sindikasi," tutur Amin kepada Bisnis.