Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) telah menjalankan aksi pemecahan nilai saham atau stock split dengan harga baru Rp5.200 sejak pekan lalu. Bagaimana kinerja sahamnya dalam sepekan setelah menawarkan harga baru?
Berdasarkan keterbukaan, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan penyesuaian harga baru saham BBNI di perdagangan di Jakarta Automated Trading System (JATS) pada pekan lalu (6/10/2023) untuk pasar reguler dan pasar negosiasi menjadi Rp5.200.
Kemudian, awal perdagangan saham BNI dengan nominal baru hasil stock split di pasar tunai dilaksanakan mulai 10 Oktober 2023.
Berdasarkan data RTI Business, sepekan setelah stock split kinerja harga saham BBNI menurun. Pada penutupan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (13/10/2023), harga saham BBNI turun 2,82% dalam 24 jam terakhir menjadi ke level Rp5.175.
Kemudian, dalam sepekan harga saham BBNI turun 0,48 persen. Meskipun, sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (ytd), harga saham BBNI masih naik 12,2%.
BBNI mencatatkan net foreign buy dalam sepekan Rp574,4 miliar. Lalu, sepanjang tahun berjalan, nilai net foreign buy di all market BBNI mencapai Rp4 triliun.
Baca Juga
Akan tetapi, harga saham BBNI masih dinilai prospektif. Dalam riset OCBC Sekuritas, saham BBNI direkomendasikan buy karena valuasi yang atraktif dan strategi ekspansi yang selektif dari BBNI. Sementara, OCBC Sekuritas memberikan target harga BBNI di level Rp5.750.
"Kami tetap optimis terhadap prospek BBNI, didorong oleh kualitas pinjaman yang moderat seiring pertumbuhan setelah pemulihan ekonomi," tulis Equity Analyst OCBC Sekuritas Budi Rustanto dan Farrell Nathanae dalam risetnya dikutip Bisnis pada Jumat (13/10/2023).
Selain itu, fundamental BBNI dinilai kuat karena adanya perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) dan biaya dana (cost of fund/CoF) yang terkendali. BBNI juga mencatatkan peningkatan kualitas aset serta pencadangan.
Selain itu, adanya pengembangan solusi digital BBNI untuk memperkuat dana murah atau current account saving account (CASA) dan pendapatan berbasis komisi (fee based income).
Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe juga mengatakan harga saham BBNI menarik dan diperkirakan berada di posisi all time high karena masuk sebagai satu bank terbesar keempat dari sisi aset bersama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
“Itu salah satu alasannya [aset BBNI]. Karena BBNI merupakan bank yang sehat juga, dan banknya juga tergolong besar. Di Indonesia, empat bank ini [BMRI, BBRI, BBCA, BBNI] juga yang profitnya paling gede. Jadi, memang perbankan kita yang sehat-sehat,” kata Kiswoyo kepada Bisnis, Kamis (12/10/2023).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.