Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank-Bank Syariah Ikut Berebut Dana Murah saat Bunga Tinggi

Di tengah era suku bunga tinggi, bank-bank syariah tak ketinggalan ikut berebut dana murah.
Karyawan melanyani nasabahyang melakukan transaksi di PT Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis
Karyawan melanyani nasabahyang melakukan transaksi di PT Bank Syariah Indonesia KC Jakarta Barat, Kebon Jeruk, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank-bank syariah saat ini gencar meningkatkan dana murah alias current account saving account (CASA) dalam menopang likuiditas di tengah tekanan suku bunga acuan.

Tak hanya itu, makin besar dana murah, artinya maka makin kecil cost of fund (beban dana) bank. Dengan demikian bank bisa menyalurkan pembiayaan dengan bagi hasil yang rendah tetapi tetap mendapatkan spread atau keuntungan yang cukup tinggi.  

Meski begitu, Pengamat Ekonomi Syariah IPB University Irfan Syauqi Beik mengatakan persaingan untuk menarik minat masyarakat untuk menempatkan dana pada produk tabungan dan giro menjadi tantangan tersendiri bagi bank syariah.

Dirinya menyebut untuk saat ini kebanyakan masyarakat masih menempatkan dana pada produk deposito mudharabah yang memiliki cost of fund tinggi atau berbiaya mahal.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan perbankan syariah adalah soal relevansi produk, kualitas layanan hingga kualitas teknologi yang aman.

“Keamanan dalam bertransaksi itu penting. Selain itu, perbankan harus menjaga relevansi tabungan dengan kebutuhan masyarakat. Perlu dibangun ekosistem yang terintegrasi antara produk tabungan dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat,” ujarnya pada Bisnis Jumat (10/11/2023).

Kata Irfan, perbankan syariah dapat menawarkan produk tabungan dengan dilengkapi fitur-fitur tagihan atau pembayaran yang lengkap. Misalnya, untuk membayar listrik, membayar air, sedekah, zakat hingga wakaf dalam satu aplikasi, sehingga memudahkan nasabah.

Tak ayal, sejumlah perbankan di Tanah Air pun ramai-ramai berikhtiar mengembangkan layanan berbasis teknologi demi menggenjot CASA demi menghindari pengetatan likuiditas.

Misalnya, PT Bank BCA Syariah yang terus melakukan modernisasi dalam pengembangan fitur dan layanan pada e-channel.

Presiden Direktur BCA Syariah Yuli Melati Suryaningrum mengatakan di pertengahan 2023 BCA Syariah meluncurkan layanan pembukaan rekening online melalui mobile banking BCA Syariah Mobile yang memungkinkan masyarakat untuk membuka rekening BCA Syariah kapan pun dan di mana pun melalui ponsel.

“Dengan layanan pembukaan rekening online ini, BCA Syariah dapat memperluas jangkauan layanan. Faktor pengamanan dalam proses onboarding online juga menjadi prioritas kami, agar meningkatkan kepercayaan nasabah dalam bertransaksi bersama BCA Syariah,” katanya pada Bisnis, Minggu (12/11/2023).

Tercatat, per September 2023, Dana Pihak Ketiga BCA Syariah mencapai Rp10,05 triliun tumbuh 21,65% dibandingkan tahun lalu, yakni Rp8,26 triliun. Sementara itu, rasio CASA baru mencapai 36,52% dari total DPK.

Dengan demikian, sejalan dengan pengembangan teknologi dan layanan, BCA Syariah secara berkelanjutan bakal terus meningkatkan literasi masyarakat melalui berbagai bentuk kegiatan baik promosi dan edukasi tentang produk dan layanan perbankan syariah.

BSI Genjot CASA

Di sisi lain, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) memiliki sejumlah strategi dalam menggenjot CASA, apalagi pihaknya menilai saat ini sedang menghadapi likuiditas yang ketat.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan motor dari pertumbuhan CASA sendiri adalah transaction banking, yaitu giro dan tabungan. Di mana, pihaknya melakukan pembaruan dalam sistem cash management.

Engine-nya [cash management] ini baru, lebih baik dari yang dulu, harapannya akan dipakai oleh banyak perusahaan untuk melakukan transaksi. Kalau transaksi naik, maka dananya akan ikut naik,” katanya pada Kamis (9/11/2023)

Selain itu, pihaknya juga akan fokus pada sisi ritel yaitu mobile banking dan juga QRIS.  “QRIS kita sudah tembus 22.000 dan terus kita dorong. Jadi, makin banyak customers yang memakai infrastruktur BSI, maka CASA-nya akan naik,” tuturnya.

Terakhir, BSI juga melengkapi produk dengan tabungan bisnis, yang baru dirilis tahun lalu. “Sekarang pengumpulan dana masyarakat tabungan bisnis ini lebih dari Rp5 triliun,” ungkapnya. 

Tercatat, per September 2023, dana pihak ketiga BSI mencapai Rp262,12 triliun. Sementara itu, rasio CASA telah mencapai 59,63% dari total DPK.

Strategi Bank Mega Syariah

Sementara itu, Sales & Distribution Division Head Bank Mega Syariah Dila Karnela Peter megatakan turut mengadopsi berbagai strategi untuk meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sekaligus CASA.

Di antaranya dengan berkolaborasi dengan beragam komunitas, seperti kelompok bimbingan ibadah haji, rumah sakit, sekolah, dan segmen high networth income (HNI).

“Selain itu, BMS menyediakan produk Tabungan Berkah Digital iB [Digiberkah] dan Aplikasi M-Syariah untuk memudahkan nasabah dalam bertransaksi secara online,” katanya pada Bisnis, Kamis (9/11/2023). 

Sebagai informasi, Bank Mega Syariah menghimpun DPK mencapai Rp10,5 triliun, susut 11,15% dari sebelumnya Rp11,81 triliun per kuartal III/2023. Sedangkan, rasio CASA Bank Mega Syariah baru menyentuh 30,32% per September 2023.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper