Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memperkuat posisinya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berkomitmen menerapkan praktik sustainable finance.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2024 yang akan digelar pada Senin (24/3/2025), BRI akan menyampaikan Laporan Realisasi Penggunaan Dana Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Tahap III Bank BRI Tahun 2024, sebagai salah satu mata acara rapat.
Mengacu pada data Bloomberg, BRI menempati peringkat 558 secara global dalam kategori penerbitan obligasi hijau pada 2024. Bank yang dipimpin Sunarso ini berhasil menerbitkan obligasi hijau dengan total emisi sebesar US$80,22 juta melalui dua kali penerbitan.
Angka tersebut menempatkan BRI di atas Banco Santander yang mencatatkan emisi sebesar US$77,72 juta dan Deutsche Bank AG dengan emisi sebesar US$60,31 juta.
Direktur Kepatuhan BRI, A. Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa pencapaian ini menjadi bukti kemampuan BRI bersaing di kancah internasional, sekaligus memperlihatkan komitmen dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
“Penerbitan obligasi hijau ini adalah wujud dari langkah BRI untuk terus menerapkan praktik sustainable finance, sekaligus memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan,” tambah Solichin.
Baca Juga
Untuk menjamin transparansi dan akuntabilitas, BRI telah menyusun Kerangka Kerja Obligasi Berwawasan Lingkungan (Green Bond Framework) yang komprehensif. Kerangka kerja ini mencakup pengaturan mengenai mekanisme penggunaan dana, evaluasi dan seleksi proyek, pengelolaan dana, serta mekanisme pelaporan yang diperoleh dari Penawaran Umum Obligasi Berwawasan Lingkungan.
"Kami memastikan bahwa penggunaan dana dari obligasi hijau ini dialokasikan untuk mendukung proyek-proyek yang berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat," jelas Solichin.
Pada Maret 2024, BRI menerbitkan Obligasi Berwawasan Lingkungan Berkelanjutan I Bank BRI Tahap III Tahun 2024 dengan nilai total Rp2,5 triliun.
Obligasi ini terbagi menjadi tiga seri dengan karakteristik yang berbeda, yakni Seri A senilai Rp1,23 triliun dengan bunga 6,15% per tahun dan jangka waktu 370 hari kalender sejak tanggal emisi; Seri B sebesar Rp879,43 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,25% per tahun, berjangka waktu 2 tahun sejak tanggal emisi; dan Seri C senilai Rp382,9 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,25% per tahun dan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.
Penerbitan ini merupakan kelanjutan dari program obligasi hijau BRI yang dimulai sejak 2022. Total target dana yang akan dihimpun dari program Green Bond BRI ini mencapai Rp15 triliun, yang dilakukan secara bertahap selama periode 2022-2024.
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Inisiatif obligasi hijau BRI sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan global dan komitmen pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon.
Dana yang dihimpun dari obligasi ini digunakan untuk membiayai proyek-proyek ramah lingkungan, seperti energi terbarukan, efisiensi energi, pencegahan dan pengendalian polusi, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
"Melalui obligasi hijau, BRI tidak hanya berkontribusi pada pelestarian lingkungan, tetapi juga mendorong transisi menuju ekonomi rendah karbon di Indonesia," kata analis senior dari salah satu lembaga pemeringkat internasional.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menekankan bahwa penerapan ESG bukan sekadar kewajiban, tetapi telah menjadi bagian integral dari strategi bisnis yang dapat meningkatkan value perusahaan di mata investor dan pemangku kepentingan.
“Di pasar modal Indonesia saat ini, investasi berkelanjutan menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, tercermin dari peningkatan nilai aset kelolaan dari produk investasi pasif yang bertema ESG,” ungkapnya.
Penerbitan obligasi hijau ini diharapkan memberikan dampak positif bagi pemegang saham BRI. Selain memperkuat citra BRI sebagai bank yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, inisiatif ini juga membantu meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam penelitian Ahmadin et al. berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Investasi ESG, faktor ESG, termasuk isu lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan, memiliki dampak signifikan pada penilaian perusahaan oleh investor.
“Faktor-faktor ESG ini memainkan peran penting dalam keputusan investasi, dan investor semakin mempertimbangkannya saat membangun portofolio investasi mereka,” katanya.
Sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, langkah BRI dalam menerbitkan obligasi hijau diharapkan dapat menginspirasi lembaga keuangan lainnya untuk mengadopsi praktik serupa, sehingga berkontribusi pada pencapaian target pembangunan berkelanjutan nasional.