Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri (BMRI) Getol Jaga Kualitas Kredit, Waspada ke Sejumlah Sektor

Saat ini menjaga kualitas aset menjadi penuh tantangan, sehingga Bank Mandiri lebih waspada dalam menyalurkan kredit pada sejumlah sektor.
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (4/1/2023). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi melalui mesin anjungan tunai mandiri (ATM) milik Bank Mandiri di Jakarta, Rabu (4/1/2023). /Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) getol menekan rasio kredit bermasalah nonperforming loan (NPL) di kisaran 1% hingga 1,3% dengan asumsi pertumbuhan kredit yang mencapai 10% hingga 12% pada sisa akhir 2023.

Tercatat, posisi nonperforming loan (NPL) bank only melandai ke level 1,36% per September 2023. Posisi tersebut jauh lebih baik jika dibandingkan periode September 2022 di level 2,26% atau telah turun sebesar 90 basis poin (bps).

Direktur Manajemen Risiko Ahmad Siddik Badruddin menyebut saat ini menjaga kualitas aset menjadi penuh tantangan, apalagi di tengah ketidakpastian ekonomi global. Alhasil, pihaknya lebih mawas diri dalam menyalurkan kredit pada sejumlah segmen. 

“Jadi, kami terus melakukan analisis sensitivitas dan stress test pada semua portofolio kredit kami,” ujarya pada awak media dalam Konferensi Pers Public Expose, Senin (27/11/2023).

Pihaknya menyebut, untuk saat ini, pihaknya lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit kepada segmen yang terkait dengan fluktuasi harga komoditas. Dengan demikian, perseroan terus melakukan proyeksi bersama Chief Economist dalam melihat potensi harga komoditas tahun depan, berdasarkan global demand dan supply. 

Selain itu, BMRI pun memproyeksikan sektor yang dapat menyumbang NPL bagi perseroan adalah sektor yang berhubungan atau terkena dampak dari geopolitik di Timur Tengah. 

“Karena menurut kami kalau krisis di Gaza terekskalasi, kemungkinan akan berdampak pada supply demand dari oil dan berdampak pada kenaikan harga minyak. Jadi, kita harus melakukan sensitivitity analyst pada debitur,” ungkapnya.

Kemudian, BMRI juga melakukan mitigasi pada sejumlah sektor yang demand dari produk mereka diekspor ke negara yang pertumbuhan ekonominya terdampak dari geopolitik atau makro ekonomi environment.

Lebih lanjut, Siddik menuturkan Bank Mandiri sendiri diketahui telah membentuk pencadangan yang memadai. Tercatat, sampai dengan September 2023, NPL Coverage ratio bank only BMRI mencapai 339,34%, meningkat dari posisi September 2022 yang sebesar 292,28%.

Adapun, sampai dengan akhir September 2023, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin landai menjadi Rp23,8 triliun. Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari September 2022 di posisi Rp 45,6 triliun, atau menurun 47,81% secara tahunan.

Penurunan ini menurut Siddik, didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal. 

“Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit [CoC] Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 0,73% per September 2023. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 1,30%,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper