Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duh! Nasabah Pinjol Lapor Banyak Ditawari Pinjaman Palsu

Modus penipuan yang sering dilaporkan oleh nasabah biasanya adalah penawaran pinjaman online (pinjol) palsu.
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol/Dok. Freepik
Ilustrasi pinjaman online atau pinjol/Dok. Freepik

Bisnis.com, JAKARTA— Penipuan yang mengatasnamakan penyelenggara financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) masih cukup marak. Terlebih jelang natal dan tahun baru karena layanan biasanya ikut libur di tanggal merah tersebut. 

Penyelenggara P2P lending PT Sahabat Mikro Fintek (SAMIR) pun mengakui hal tersebut. Balqis, selaku Public and Government Relation SAMIR, menyebut modus penipuan yang sering dilaporkan oleh nasabah biasanya adalah penawaran pinjaman online palsu. 

“Nasabah menerima tawaran pinjaman dengan syarat melakukan down payment di depan, tetapi setelah transfer uang, pemberi pinjaman menghilang,” ungkap Balqis kepada Bisnis, Jumat (22/12/2023). 

Balqis menambahkan modus lainnya yakni phishing, di mana nasabah menerima email palsu atau pesan teks yang meniru SAMIR dan meminta informasi pribadi, seperti nomor rekening atau kata sandi, untuk tujuan penipuan.

Oleh sebab itu, Balqis mengungkapkan pihaknya senantiasa mengingatkan nasabah untuk tidak memberikan informasi pribadi atau rahasia kepada pihak yang tidak dikenal atau meragukan, terutama melalui telepon atau email.

Dia meminta nasabah memastikan tautan atau alamat website yang digunakan aman dan sesuai dengan domain resmi SAMIR.

“Periksa dan lacak transaksi serta aktivitas di akun secara teratur untuk mendeteksi adanya kegiatan yang mencurigakan,” imbunnya. 

Balqis juga meminta nasabah untuk langsung melaporkan segera kepada SAMIR atau otoritas yang berwenang jika merasa menjadi korban penipuan.

SAMIR pun memastikan pihaknya melakukan tindakan preventif untuk mencegah serangan siber jelang natal dan tahun baru. Beberapa di antaranya yakni dengan memperbarui sistem keamanan secara berkala untuk mengatasi celah keamanan yang mungkin ada. 

“Serta menggunakan teknologi enkripsi untuk melindungi data nasabah agar tidak dapat diakses oleh pihak yang tidak berwenang,” tutur Balqis. 

Balqis menambahkan pihak juga melakukan pemantauan aktif terhadap transaksi dan aktivitas yang mencurigakan pada platform, serta menerapkan prosedur verifikasi yang ketat untuk menghindari adanya penyalahgunaan identitas atau kegiatan penipuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper