Bisnis.com, JAKARTA -- Peluang guyuran dividen dari deretan kelompok bank KBMI IV pelat merah Tanah Air, seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) pada 2024 digadang-gadang bakal menarik perhatian.
AWP Asesor Kompetensi LSP Pasar Modal Gembong Suwito menyebut terkait kinerja keuangan 2023 full year untuk ketiga bank BUMN dirasa memiliki prospek kinerja yang cerah, bahkan profit yang yang didapat akan lebih tinggi dari 2022.
Menurutnya, pembagian dividen Tahun Buku 2023 akan lebih tinggi 10-15% jika dibandingkan dengan dividen Tahun 2022. “Itu estimasi konservatif,” katanya pada Bisnis, Selasa (16/1/2024)
Lebih lanjut, soal target harga, Gembong merekomendasikan BBRI di target Rp6.150 hingga Rp6.350. Lalu, BMRI Rp6.960 sampai Rp7.250 serta BBNI dengan target Rp6.300 hingga Rp6.500
Sementara, Tim Mirae Asset Sekuritas menyebut terlepas dari peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai pembagian dividen, maka estimasi imbal hasil dari ketiga bank tersebut nantinya berangkat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di atas 20% dan prinsip perbankan yang terus memperhatikan kehati-hatian dengan likuiditas dan pencadangan yang memadai.
"Berdasarkan estimasi konsensus pendapatan, BBRI, BMRI dan BBNI mungkin menawarkan yield masing-masing 6,6%, 5,6% dan 5,9%," tulis Analis Handiman Soetoyo dan Abyan Yuntoharjo dalam risetnya yang dikutip Bisnis, Senin (15/1/2024).
Baca Juga
Bahkan, jelang rilis laporan full year 2023, analis memperkirakan BMRI akan memberikan hasil kinerja yang moncer. Di mana, pertumbuhan kredit yang kuat didukung oleh simpanan optimal sehingga menempatkan bank pada tingkat likuiditas yang memadai.
"Bank Mandiri juga memiliki kualitas aset terbaik dan cakupan pencadangan yang luas, sehingga memungkinkan untuk terus membukukan cost of credit yang lebih rendah pada Desember 2023 dan seterusnya," tulis Tim Mirae Asset Sekuritas.
Sebagaimana diketahui, sejumlah bank jumbo milik BUMN telah menebar dividen yang tebal. Misalnya, Bank Mandiri tercatat telah menyetor dividen senilai Rp12,84 triliun kepada pemerintah selaku pemegang saham pengendali pada 2023. Setoran dividen itu berasal dari laba pada tahun buku 2022 sebesar Rp41,2 triliun.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan terkait dividend payout ratio tahun buku 2023 bakal menjadi kewenangan pemegang saham mayoritas.
“Namun, sejak empat tahun terakhir, BMRI membagikan dividend payout ratio sebesar 60% dari laba,” ujarnya pada Bisnis, Senin (15/1/2024).
Sebelumnya, dia juga mengatakan BMRI akan terus mempertimbangkan permodalan yang sehat dan optimal untuk mendukung pertumbuhan bisnis secara jangka panjang. Perseroan juga mempertahankan konsistensi agar dapat meningkatkan core value ke pemegang saham.
Adapun, sejauh ini Bank Mandiri telah meraup laba bersih Rp39,1 triliun pada kuartal III/2023, naik 27,4% yoy.
Sementara itu, sinyal terang bahwa pesta cuan masih akan berlanjut datang dari Wakil Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Catur Budi Harto menyatakan pembagian dividen tahun buku 2023 pada kisaran yang sama pada tahun lalu.
“BRI akan tetap berupaya untuk menjaga dividend payout ratio pada range yang sama tahun lalu,” ujarnya dalam paparan Public Expose, Kamis (30/11/2023).
Ucapan itu pun diamini Direktur Utama BRI (BBRI) Sunarso yang masih memproyeksikan bakal membagikan dividen jumbo untuk investor pada tahun depan. Dividen tersebut diberikan dari berapapun laba bersih yang dihasilkan perseroan pada tahun buku 2023-2024.
Dia menyebut pertimbangan tersebut didasarkan pada tingkat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang sudah lebih dari ketentuan minimum, yakni di level 27,47% per September 2023. Padahal, menuturnya kebutuhan risk management perseroan hanya butuh 17% hingga 17,5%.
Sunarso lantas memberi bocoran bahwa BRI akan membagikan dividen sebesar 70% dari laba dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Setidaknya hingga kuartal III/2023, BRI telah mencatatkan laba Rp43,99 triliun, naik 12,36% yoy.
Sebagai informasi, tebaran dividen tunai BRI menjadi yang terbesar di antara emiten perbankan lainnya. Apabila berkaca dalam lima tahun terakhir, tebaran dividen BRI juga terus meningkat.
Tercatat, jika dibandingkan dengan rasio dividen pada 2018, yakni sebesar 49%, maka terjadi peningkatan rasio tebaran dividen 36 basis poin (bps) di BRI hingga mencapai 85% pada tahun buku 2022.
Di mana, khusus kepada pemerintah selaku pemegang saham pengendali, BRI membagikan dividen senilai Rp23 triliun. Hal ini sejalan dengan laba BRI yang juga besar yakni Rp51,4 triliun pada tahun buku 2022.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga diketahui telah membagikan dividen Rp4,39 triliun kepada pemerintah selaku pemegang saham pengendali pada tahun lalu.
Tebaran dividen itu bersumber dari laba yang diperoleh BNI untuk tahun buku 2022 yang mencapai Rp18,31 triliun. Direktur Human Capital & Compliance BNI Mucharom menyampaikan bahwa pada tahun ini, BNI masih berupaya untuk memberikan imbal hasil yang optimal bagi pemegang sahamnya.
“Tingginya rasio kecukupan permodalan juga memberikan BNI kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis dan investasi BNI Group, serta ruang untuk pembagian dividen yang atraktif,” katanya beberapa waktu lalu, (27/11/2023).
BNI tercatat meraup laba bersih konsolidasi Rp15,75 triliun hingga kuartal III/2023, naik 15,1% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,69 triliun.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.