Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS) meraup laba bersih senilai Rp5,7 triliun hingga akhir Desember 2023, tumbuh 33,8%. Meski demikian, akan melaporkan kinerja keuangan mereka pada hari ini, Kamis (1/2/2024). Lantas, seperti apa prospek saham bank syariah terbesar di Indonesia ini?
Adapun, pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini pukul 09.19 WIB, harga saham BRIS mengalami penghijauan di level 2,15% ke level Rp2.380.
Sementara, selama pekan saham BRIS menguat 16,67% dan jika ditarik sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), saham BRIS berada pada level hijau yakni 36,78%
Senior Investment Information Mirae Asset M. Nafan Aji Gusta Utama mengatakan kinerja laba BRIS sendiri mengalami peningkatan, lantaran didorong kinerja pendapatan syariah seiring dengan prospektifnya kondisi perekonomian syariah domestik.
“Wajar saja kinerja laba bagus, ini karena pertumbuhan bisnis syariahnya bagus, tercermin dari kinerja penjualan syariah,” ujarnya pada Bisnis, Kamis (1/1/2024).
Baca Juga
Menurutnya, pada 2024, BRIS masih bakal mempertahankan kinerja positif, yang terdorong dari tren positif pengembangan binsis syariah di Tanah Air.
“Ini juga tedorong akan kesadaran [masyarakat] soal pentingnya berinvestasi syariah dan [masyarakat] yang menjalankan binsis dengan prinsip syariah,” ucapnya. Dirinya pun merekomendasikan hold saham BRIS dengan target harga Rp2.420
Sementara itu, Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani menilai khusus BRIS memiliki prospek yang bagus, lantaran pasca pasar yang cukup tinggi, di mana penyaluran pembiayaan masih cukup kuat dan prospek bisnis yang bagus.
“Karena BRIS saat ini masih jadi andalan. Bank syariah yang lain, selain BRIS masih terlalu kecil dan tidak bisa bersaing dengan [BRIS],” ujarnya pada Bisnis beberapa waktu lalu.
Kinerja BRIS sepanjang 2023
BSI sebagai anak usaha dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) telah membukukan laba bersih Rp5,7 triliun sepanjang 2023, tumbuh 33,8% secara tahunan (year on year/yoy).
Pertumbuhan laba BSI itu sejalan dengan aset yang juga naik 15,7% yoy menjadi Rp353,62 triliun pada 2023.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan kinerja anak usaha Bank Mandiri, termasuk BSI memang telah menopang kinerja Bank Mandiri sebagai induk.
"Bank mandiri melihat perusahaan anak jadi penting di Mandiri Group," ujarnya dalam paparan kinerja Bank Mandiri pada Rabu (31/1/2024).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lalu, secara kinerja intermediasi, BSI telah menyalurkan pembiayaan Rp240,31 triliun pada 2023, naik 15,7% yoy dibandingkan 2022 sebesar Rp207,7 triliun.
Adapun, dari sisi pendanaan, BSI telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp293,77 triliun pada 2023, naik 12,3% yoy. Porsi dana murah atau current account savings account (CASA) terhadap DPK bank mencapai 60,6%.
Sementara itu, raupan laba bank terdorong oleh pendapatan bagi hasil bersih yang mencapai Rp16,17 triliun, naik 3,88%. Selain itu, pendapatan berbasis komisi (fee based income) BRIS pun naik 12,1% yoy menjadi Rp4,16 triliun.
Rasio profitabilitas bank juga kian menanjak. Tercatat, tingkat pengembalian aset (return on asset/ROA) BRIS naik dari 1,98% pada 2022 menjadi 2,34% pada 2023. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity/ROE) juga naik dari 16,8% menjadi 16,9%.
Kinerja laba bank ditopang oleh permodalan, tercatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BRIS naik 74 basis poin (bps) menjadi 21%. Sementara likuiditas bank terjaga dengan level financing to deposit ratio (FDR) 88,2%.