Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Ingatkan Asuransi Antisipasi Dampak Tarif Trump ke Usaha Marine Cargo

OJK mendorong perusahaan asuransi untuk mengantisipasi dampak tarif Trump terhadap kinerja keuangan.
Kapal tunda milik Pelindo Jasa Maritim (SPJM) memandu kapal kargo keluar dan masuk dermaga terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2024)/Paulus Tandi Bone
Kapal tunda milik Pelindo Jasa Maritim (SPJM) memandu kapal kargo keluar dan masuk dermaga terminal peti kemas Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/7/2024)/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia disebut bisa memberikan dampak kepada lini usaha asuransi marine cargo atau kargo pengangkutan laut seiring dengan berpotensinya pengiriman barang ekspor Indonesia ke AS menurun. 

Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila mengatakan kebijakan tarif Trump tersebut baru diberlakukan dan masih terus mengalami perubahan seperti yang saat ini sedang dalam penagguhan selama 90 hari.

"Namun demikian kami terus mendorong perusahaan asuransi untuk mengantisipasi dampak kondisi ini terhadap kinerja keuangan dengan terus memastikan proses manajemen risiko dilakukan secara disiplin," kata Iwan kepada Bisnis, dikutip Minggu (12/4/2025).

Secara kinerja, pendapatan premi industri asuransi umum sepanjang 2024 dari lini usaha marine cargo mencatatkan pertumbuhan positif. Premi dicatat industri asuransi umum untuk lini usaha marine cargo sepanjang 2204 sebesar Rp5,30 triliun, tumbuh 4,2% year on year (YoY) atau Rp223 miliar dari Rp5,08 triliun pada periode sebelumnya. Di sisi lain, klaim dibayar dari lini usaha ini juga tumbuh 11,3% YoY atau Rp170 miliar menjadi Rp1,67 triliun dari Rp1,50 triliun pada periode sebelumnya.

Dari total premi dicatat asuransi umum sebesar Rp112,86 triliun pada periode 2024, lini usaha marine cargo berkontribusi atas 5% dengan nilai premi sebesar Rp5,30 triliun. Presentase tersebut tidak berubah dibanding periode sebelumnya di mana sepanjang 2023 premi dicatat dari lini usaha marine cargo berkontribusi atas 5% (Rp5,08 triliun) dari total premi dicatat industri asuransi umum sebesar Rp103,86 triliun.

Untuk memastikan pertumbuhan berkelanjutan asuransi marine cargo di Indonesia, Iwan mengatakan pihaknya terus mendukung perusahaan asuransi untuk memastikan proses bisnis dilakukan dengan hati-hati.

"Kami terus mendukung perusahaan asuransi untuk memastikan proses bisnis dilakukan secara hati-hati dengan mengedepankan kualitas untuk memastikan dapat memberi nilai tambah. Tentu harus mengantisipasi penurunan produksi sehingga efisiensi harus terus didorong," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Asuransi Asei Indonesia Dody Achmad Sudiyar Dalimunthe menilai kebijakan tarif Trump dapat berdampak signifikan bagi lini usaha asuransi marine cargo di Indonesia.  

Untuk itu, perusahaan asuransi mengharapkan dukungan dari pemerintah dan regulator agar mendorong pertumbuhan industri maritim melalui dukungan industri jasa keuangan dan penerapan tata kelola yang baik.

Menurutnya, langkah-langkah seperti penyempurnaan ekosistem transportasi logistik maritim dan kolaborasi dengan industri jasa keuangan untuk penambahan modal kerja diharapkan dapat membantu industri asuransi marine cargo menghadapi tantangan yang ada.

Lebih spesifik lagi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dody harapkan dapat mendorong digitalisasi underwriting dan klaim untuk marine cargo, regulasi tarif asuransi yang tepat agar perang harga tidak menurunkan kualitas layanan, serta fasilitasi sandbox untuk produk inovatif marine cargo seperti misalnya pay-per-shipment insurance.

"Pemerintah melalui Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan maupun Kementerian Perindustrian juga diharapkan dapat memberi insentif fiskal/relaksasi biaya logistik bagi eksportir terdampak, menyediakan data ekspor granular untuk perusahaan asuransi dalam pemetaan risiko, serta mendorong edukasi dan literasi asuransi marine cargo, terutama untuk pelaku ekspor UKM," ujar Dody.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper