Bisnis.com, JAKARTA —— Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat industri asuransi jiwa membukukan pendapatan premi sebesar Rp177,66 triliun sepanjang 2023.
Dalam paparan media pada Februari 2024 lalu, Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan keinginan masyarakat memiliki produk asuransi masih kuat. Tercatat produk asuransi jiwa tradisional tumbuh 14,1% pada tahun lalu dengan porsi Rp92,33 triliun atau naik 14,1% dibandingkan dengan tahun 2022. Sementara itu, produk unit-linked mengalami penurunan.
"Meskipun tercatat menurun dibandingkan dengan tahun 2022, produk asuransi jiwa unit-linked masih menunjukkan pertumbuhan. Sampai akhir tahun 2023, premi dari produk asuransi jiwa unit link mencapai Rp85,33 triliun,” kata Budi dalam Konferensi Pers Kinerja Industri Asuransi Jiwa Full Year 2023 di Jakarta beberapa waktu lalu (27/2/2024).
Bisnis melakukan tabulasi data laporan keuangan bulanan per Desember 2023 dari perusahaan asuransi jiwa. Tabulasi ini mengacu publikasi masing-masing perusahaan yang dikutip Selasa (23/4/2024) untuk melihat pelaku bisnis dengan premi terbesar.
Dalam peringkat lima besar terjadi perubahan dalam peraih premi. Terpantau Asuransi Simas Jiwa dan AIA Financial bukan lagi penghasil premi terbesar pada 2023.
Baca Juga
Tiga besar perusahaan asuransi jiwa dengan premi terbesar pada 2023 diisi oleh Prudential, Allianz Life dan Indolife. Sementara itu, meski menjadi perusahaan dengan pendatapan premi terbesar pada 2023, Indolife jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan pendapatan premi bruto. Berikut detailnya:
15 Asuransi Jiwa dengan Premi Bruto Terbesar 2023
Berdasarkan laporan keuangan bulan Desember kecuali dinyatakan lain (dalam jutaan rupiah)
No | Perusahaan | Premi Des 2023 | Premi Des 2022 | Perubahan |
1 | PT Prudential Life Assurance | 19.881.864 | 19.781.785 | 0,51% |
2 | PT Asuransi Allianz Life Indonesia | 15.052.206 | 14.186.239 | 6,10% |
3 | PT Indolife Pensiontama | 11.953.469 | 12.186.221 | -1,91% |
4 | PT Axa Mandiri Financial Services | 11.704.195 | 12.225.137 | -4,26% |
5 | PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia | 9.878.584 | 10.425.116 | -5,24% |
6 | PT AIA Financial | 9.877.693 | 11.323.375 | -12,77% |
7 | PT Asuransi BRI Life (d/h PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera) | 7.790.929 | 8.780.032 | -11,27% |
8 | PT Asuransi Simas Jiwa (d/h PT Asuransi Jiwa Mega Life) | 7.298.527 | 13.881.855 | -47,42% |
9 | PT Asuransi Jiwa Astra | 6.076.043 | 5.965.301 | 1,86% |
10 | PT. Capital Life Indonesia* | 5.452.534 | 8.703.723 | -37,35% |
11 | PT BNI Life Insurance | 5.379.379 | 4.995.742 | 7,68% |
12 | PT Great Eastern Life Indonesia | 3.788.096 | 3.244.305 | 16,76% |
13 | PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia ** (Audited Entitas Induk) | 3.435.552 | 2.965.760 | 15,84% |
14 | PT Sun Life Financial Indonesia | 3.243.937 | 4.033.159 | -19,57% |
15 | PT Asuransi Jiwa Sequis Life | 2.962.968 | 2.939.316 | 0,80% |
* Dilakukan pembandingan manual
** Audited
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan bahwa premi asuransi jiwa mengalami rebound pada awal tahun 2024. Tercatat, premi asuransi jiwa tumbuh 8,24% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tertekan -5,25%.
Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa premi asuransi jiwa mampu mencapai Rp17,34 triliun pada Januari 2024 dibandingkan posisi yang sama 2023 (year-on-year/yoy) hanya Rp16,02 triliun.
Ogi menambahkan bahwa pertumbuhan juga terjadi pada premi asuransi umum dan reasuransi yang mencapai 30,09% yoy menjadi Rp18,91 triliun dari sebelumnya Rp14,53 triliun.
“Premi asuransi jiwa tumbuh 8,24% yoy serta premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 30,09% yoy,” kata Ogi dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK Bulanan Februari 2024 secara daring, beberapa waktu lalu (4/3/2024).
Dari sana, pendapatan premi asuransi komersial mencapai Rp36,25 triliun atau meningkat 18,63% yoy. Senada, OJK mencatat aset industri asuransi komersial naik 3,87% yoy menjadi Rp903,07 triliun pada Januari 2024.
“Kinerja tersebut didukung oleh permodalan yang solid di mana industri asuransi jiwa dan asuransi umum mencatatkan risk-based capital [RBC] masing-masing 447,68% dan 344,32%,” ungkapnya.