Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) buka-bukaan soal proyeksi nilai tukar rupiah serta modal asing yang keluar-masuk di pasar saham hingga surat berharga negara (SBN) usai BI Rate naik ke level 6,25%.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis nilai tukar rupiah akan terjaga pada level Rp16.000 per dolar Amerika Serikat (AS) bahkan cenderung menguat ke depan.
Perry menyampaikan nilai tukar rupiah yang diperkirakan menguat seiring dengan mulai terjadinya aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik, baik ke pasar SBN maupun ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Inflow-nya kan besar, dengan inflow itu kami memperkirakan rupiah akan lebih menguat dari yang kita perkirakan sebelumnya,” katanya dalam acara Taklimat Media Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (8/5/2024).
Perry merincikan inflow atau aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik telah mencapai Rp22,84 triliun pada pekan pertama dan kedua Mei 2024.
Di pasar SBN, inflow tercatat mencapai Rp8,1 triliun, terdiri atas inflow Rp5,74 triliun pada pekan pertama Mei 2024 dan Rp2,36 triliun pada pekan kedua Mei 2024.
Baca Juga
Sejalan dengan itu, BI mencatat terjadi juga aliran masuk modal asing di SRBI sebesar Rp19,77 triliun, terdiri atas Rp16,19 triliun pada pekan pertama Mei dan Rp3,58 triliun pada pekan kedua Mei.
Di sisi lain, Perry mengatakan masih terjadi aliran modal keluar atau outflow dari pasar saham sebesar Rp5,03 triliun. Dia meyakini, aliran modal asing akan kembali masuk ke pasar saham ke depan seiring dengan prospek perekonomian Indonesia yang positif.
“Kita terus akan menjaga nilai tukar rupiah ke sekitar Rp16.000 per dolar AS dan mengupayakan turun di bawah Rp16.000,” tutur Perry.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2024, BI memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi sebesar 6,25% dari sebelumnya 6%.
BI sebelumnya memperkirakan nilai tukar rupiah akan tetap stabil pada level Rp16.200 per dolar AS pada kuartal II/2024, berlanjut menguat ke level Rp16.000 per dolar AS pada kuartal III/2024 dan ke level Rp15.800 per dolar AS pada kuartal IV/2024.
Mata uang rupiah ditutup melemah tipis ke posisi Rp16.047 di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu, (8/5/2024) menjelang libur panjang Kenaikan Isa Al Masih.
Mayoritas mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, sementara itu dolar AS perkasa. Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.05 WIB, mata uang rupiah ditutup melemah tipis 0,01% atau 1 poin ke level Rp16.047 per dolar AS.
Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau naik 0,20% ke posisi 105,62. Adapun, mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS lainnya yaitu yen Jepang melemah 0,43%, dolar Singapura turun 0,13%, dolar Taiwan melemah 0,08%, won Korea turun 0,33%, dan peso Filipina melemah 0,25%.
Selanjutnya, yuan China melemah 0,10%, ringgit Malaysia melemah 0,19%, baht Thailand turun 0,36%. Sementara itu dolar Hongkong naik 0,04%.