Bisnis.com, JAKARTA - Komisaris PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Tedi Bharata tercatat memborong saham BMRI sebanyak 47.000 saham dalam beberapa kali transaksi dengan total nilai transaksi Rp320,39 juta.
Berdasarkan keterbukaan informasi, pada 29 April 2024 Tedi membeli 31.700 saham BMRI pada harga Rp6.850 per lembar. Dengan demikian, nilai transaksi ini Rp217,14 juta.
Kemudian, dalam hari yang sama, Tedi kembali menyerok 11.700 saham dengan harga Rp6.875 per lembar, sehingga nilai transaksi Rp80,43 juta.
Selanjutnya, pada 6 Mei 2024 terdapat empat kali transaksi pembelian. Apabila dirinci, terdapat tiga kali pembelian berjumlah 600 saham per transaksi dengan harga masing-masing Rp6.275, Rp6.325, dan Rp6.375.
Tak hanya itu, transaksi kembali dilakukan sebanyak 1.800 saham dengan harga Rp6.350 per lembar saham.
"Tujuan transaksi untuk investasi," tulis Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman dalam keterbukaan informasi, Jumat (7/6/2024).
Adapun, status kepemilikan saham baru yang dimiliki oleh mantan Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi Kementerian BUMN tersebut merupakan saham langsung.
Usai terjadinya transaksi tersebut, kepemilikan saham Tedi di Bank Mandiri pun kian menebal. Tercatat, jumlah saham yang dimiliki mencapai 47.200 saham, dari awalnya hanya 200 saham.
Sebelumnya, Tedi sempat menjual saham BMRI dalam dua transaksi yang masing-masing punya jumlah yang sama, yakni 10.700 lembar dengan harga penjualan Rp6.550 per saham. Transaksi itu dilakukan pada 16 April 2024 dengan status kepemilikan saham langsung.
Lalu sebanyak 24.800 saham lagi, tetapi dengan harga yang berbeda yakni Rp6.575 per lembar. Masih pada 16 April 2024, dia juga telah melepas 7.100 dengan harga penjualan senilai Rp6.600 per lembar.
Di sisi lain, melansir RTI Business, harga saham BMRI terkoreksi 1,2% ke level Rp6.200 pada sesi perdagangan I, Selasa (11/6/2024). Selama sepekan, harga saham BMRI naik 0,81%. Adapun, sejak awal tahun ini atau secara year to date (ytd), harga saham BMRI terparkir di zona hijau 2,48%.
Berdasarkan riset Samuel Sekuritas Indonesia yang dirilis pekan lalu, analis Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman cenderung memilih bank-bank dengan rasio CASA yang tinggi, karena bank tersebut akan terus menikmati biaya dana alias cost of fund yang lebih rendah di tengah kondisi likuiditas yang semakin ketat. Kedua analis itu juga merekomendasikan beli untuk BMRI dengan target harga Rp7.400.
“BMRI telah mengalami perbaikan dalam biaya dana sejak awal tahun ini, terutama didukung oleh pertumbuhan CASA yang tumbuh 15,7% yoy per April 2024, karena digitalisasi yang sedang berlangsung [aplikasi Livin'] dan transformasi cabang [otomatisasi yang lebih baik],” tulis riset yang dikutip Selasa (4/6/2024).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.