Bisnis.com, JAKARTA -- Simpanan nasabah tajir atau simpanan nasabah dengan nilai nominal di atas Rp5 miliar mengalami pertumbuhan pesat pada paruh pertama tahun ini atau hingga Juni 2024.
Berdasarkan laporan Distribusi Simpanan Bank Umum yang dirilis Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), total nominal simpanan di bank umum per Juni 2024 mencapai Rp8.773 triliun. Simpanan di bank umum itu didominasi oleh tiering nasabah tajir.
"Berdasarkan tiering simpanan, nominal simpanan terbesar terdapat pada tiering simpanan lebih dari Rp5 miliar yang mencakup 54% total simpanan," tulis LPS dalam laporannya pada beberapa waktu lalu.
Hingga Juni 2024, simpanan nasabah tajir pun tumbuh paling pesat dibanding tiering simpanan lainnya. Simpanan nasabah tajir tumbuh 11,6% secara tahunan (year on year/yoy) pada Juni 2024.
Sementara, simpanan nasabah di tiering lainnya seperti simpanan nasabah dengan nominal di bawah Rp100 juta tumbuh 4,5% yoy. Lalu, simpanan nasabah dengan nominal Rp100 juta hingga Rp200 juta hanya tumbuh 4% yoy.
Sebelumnya, Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Andry Asmoro mengatakan simpanan nasabah kelas atas ini memang telah tumbuh didorong oleh sejumlah faktor.
Baca Juga
"Kelompok ini yang memang memiliki capital dan mendapat return dari capital market, dari equity dan lainnya di atas tingkat inflasi, termasuk juga dari bond. Itu yang kemudian ditranslasikan ke tabungannya yang semakin tebal," ujarnya dalam acara Mandiri Macro and Market Brief - Thriving Through Transition pada Selasa (14/5/2024).
Dari sisi belanja, kelompok nasabah tajir juga dinilai memiliki kesadaran yang lebih tinggi akan pengalihan aset ke instrumen investasi.
Selain itu, bisa saja kelompok simpanan di atas Rp5 miliar yang juga mayoritas merupakan segmen korporasi mencatatkan peningkatan pendapatan. "Ada beberapa misalnya sektor komoditas mengalami peningkatan. Kelihatan dari situ return kemudian dialihkan, jadinya saving naik," tutur Andry.