Bisnis.com, JAKARTA – Empat bank jumbo Tanah Air alias KBMI IV, yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BCA), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BRI) telah merilis laporan keuangan semester I/2024. Bank mana yang membukukan laba paling moncer?
Adapun, pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi bank besar RI untuk berfokus pada pendekatan ekosistem bisnis baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan,
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) OJK per Juni 2024, dalam enam bulan pertama 2024, kelompok bank ini berhasil mengantongi laba bersih sebesar Rp89,96 triliun atau tumbuh 8% yoy dari periode yang sama tahun lalu Rp83,29 triliun. Sementara itu, selama sebulan laba mengalami kenaikan Rp18,22 triliun.
Pada periode yang sama, penyaluran kredit oleh big bank pun telah mencapai Rp3.911,58 triliun, naik 14,95% yoy dibandingkan dengan sebelumnya Rp3.402,82 triliun. Penyaluran kredit untuk kelompok bank ini juga menyentuh 52,31% dari total kredit industri.
Untuk himpunan DPK oleh bank jumbo per Juni 2024 mencapai Rp4.562,68 triliun atau secara komposisi mencapai 52,41% dari total DPK secara industri.
Seiring dengan kenaikan kredit, alhasil total aset big bank menyentuh Rp6.011,07 triliun per Juni 2024, naik 8,76% yoy dari Rp5.527,13 triliun dengan porsi hampir menyentuh separuh dari total aset perbankan yakni 49,89%.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae sempat mengungkapkan target laba bagi bank jumbo pada 2024 adalah sebesar Rp177,75 triliun dengan target kredit Rp3.983 triliun atau tumbuh 8,5% (YoY).
Dia menilai pertumbuhan kredit tersebut didukung dengan kemampuan likuiditas bank yang relatif terjaga dengan rasio-rasio likuiditas relatif jauh di atas ketentuan.
“Pertumbuhan kredit tersebut melanjutkan tren pertumbuhan kredit sejak periode sebelumnya dan menunjukkan dukungan serta komitmen perbankan yang tinggi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (14/6/2024).
Laba BNI
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) membukukan laba bersih senilai Rp10,7 triliun pada semester I/2024. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, laba ini tumbuh 3,8% secara tahunan (YoY) dari Rp10,3 triliun.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan perolehan laba bersih tersebut didukung akselerasi pertumbuhan bisnis, baik dari sisi penyaluran kredit dan transaksi nasabah, maupun momentum perbaikan kualitas aset yang terjaga.
“Pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal II/2024,” ujarnya dalam Konferensi Pers Semester I/2024, Kamis (22/8/2024).
Tercatat, BNI mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7% YoY menjadi Rp727 triliun, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit di kuartal pertama yang sebesar 9,6% YoY.
Sementara itu, himpunan DPK tercatat tumbuh 0,96% YoY dari Rp765 triliun menjadi Rp772,32 triliun. Dana murah atau current account saving account (CASA) bank juga naik 2,51% yoy menjadi Rp545,69 triliun dari sebelumnya Rp532,34 triliun.
Laba BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) membukukan laba bersih konsolidasi yang dapat diatribusikan ke pemilik sebesar Rp29,92 triliun pada kuartal II/2024. Angka ini tumbuh 0,95% YoY dari Rp29,42 triliun.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kinerja laba bank tidak lepas dari penyaluran kredit dan dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh dobel digit.
BRI telah menyalurkan kredit Rp1,336,78 triliun pada kuartal II/2024 tumbuh 11,2% secara tahunan (year on year/yoy).
"Ini salah satu bentuk dukungan ekonomi nasional, penciptaan lapangan kerja, khususnya di segmen UMKM [usaha mikro, kecil, dan menengah]," ujar Sunarso dalam paparan kinerja pada Kamis (25/7/2024).
Penyaluran kredit BRI memang mayoritas menyasar segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,96%. Kemudian, pertumbuhannya laba ditopang oleh DPK yang bertumbuh 11,6% yoy menjadi Rp1.389,66 triliun.
Adapun, pendanaan bank didominasi oleh dana murah atau current account saving account (CASA) sebesar Rp877,89 triliun, tumbuh 7,7% yoy. Porsi dana murah bank mencapai 63,17% per Juni 2024.
"Yang mendukung pencapaian dana murah adalah kami memiliki implementasi hybrid bank yang disalurkan lewat Agen BRIlink dan ada superapp BRImo," kata Sunarso.
Bank Mandiri
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan realisasi laba bersih secara konsolidasi tumbuh 5,23% YoY menjadi Rp26,6 triliun pada semester I/2024.
Pertumbuhan laba tersebut diikuti dengan penyaluran kredit konsolidasi yang mencapai Rp1.532 triliun pada enam bulan pertama 2024, tumbuh 20,5% secara tahunan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pertumbuhan kredit yang melebihi rata-rata industri perbankan ini tidak lepas dari stabilitas dan perkembangan ekonomi Indonesia, meskipun di tengah dinamika ekonomi global. Sebagaimana diketahui, rata-rata kredit industri perbankan tumbuh sebesar 12,36% YoY per Juni 2024.
"Untuk mendorong pertumbuhan kredit, Bank Mandiri berfokus pada perluasan ekosistem dan optimalisasi potensi di setiap wilayah, guna mencapai hasil maksimal sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah," jelasnya dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri Kuartal II/2024, Rabu (31/7/2024).
Penyaluran kredit tersebut, turut mendorong perolehan aset Bank Mandiri yang menembus Rp2.258 triliun secara konsolidasi di akhir Juni 2024, naik 15% secara tahunan.
Dari sisi DPK, Bank Mandiri melaporkan pertumbuhan sebesar 15,4% YoY menjadi Rp1.651 triliun. Pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 17,9% secara tahunan. Sementara itu, komposisi rasio dana murah (CASA Ratio) meningkat mencapai 79,7% secara bank only.
BCA
PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) beserta entitas anak membukukan laba senilai Rp26,9 triliun pada semester I/2024 atau tumbuh 11,1% yoy. Pertumbuhan laba ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan angka pertumbuhan laba bank jumbo lainnya.
Adapun, pada periode yang sama, penyaluran kredit BCA tumbuh 15,5% YoY menjadi Rp850 triliun per Juni 2024.
"Pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri. Kredit tumbuh didukung oleh sektor korporasi dan UMKM," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers Paparan Kinerja Semester I 2024, Rabu (24/7/2024).
Secara rinci, kredit korporasi per Juni 2024 naik sebesar 19,9% YoY mencapai Rp388,6 triliun. Kemudian, di segmen komersial kredit tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp127,8 triliun dan kredit UKM naik 12,7% YoY mencapai Rp114,4 triliun.
Lalu, portofolio kredit konsumer meningkat 13,6% (yoy) menjadi Rp210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8% (yoy) mencapai Rp126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4% YoY menjadi Rp62,1 triliun.
Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tercatat sebesar 20,2% (yoy) mencapai Rp17,8 triliun.
"Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor [KKB] sekitar Rp50 triliun," jelas Jahja.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5% YoY menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan yang masuk dalam kategori dana murah (current account saving account/CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun.