Bisnis.com, JAKARTA – Bank penghuni Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 alias bank jumbo telah melaporkan kinerja keuangan pada Januari 2025.
Keempatnya adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), serta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI).
Berdasarkan laporan keuangan bulanan masing-masing, tiga dari empat bank mencatatkan pertumbuhan laba single digit secara tahunan (year on year/YoY). Sementara itu, satu bank tercatat mengalami koreksi.
Bank Central Asia (BCA)
BCA membukukan laba bersih individual sebesar Rp4,73 triliun pada Januari 2025, tumbuh 5,77% YoY dari level Rp4,47 triliun pada Januari 2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, realisasi ini terdorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 6,68% YoY menjadi Rp6,7 triliun. Pendapatan berbasis komisi atau fee-based income BCA juga naik 7,57% YoY hingga mencapai Rp1,52 triliun.
Baca Juga
Bank swasta milik Grup Djarum ini telah menyalurkan kredit senilai Rp893,03 triliun pada Januari 2025, naik 15,07% secara tahunan. Aset BCA pun naik 4,58% YoY menjadi Rp1.430,86 triliun.
Terkait pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BCA ialah sebesar Rp1.120,47 triliun per Januari 2025, tumbuh 3,9% YoY.
Dana murah alias current account saving account (CASA) menjadi penopang pendanaan BCA, dengan nilai Rp925,06 triliun per awal tahun ini. Porsi dana murah BCA mencapai 82,56% dari keseluruhan simpanan.
Bank Mandiri
Bank Mandiri mencatatkan laba bersih Rp4,01 triliun pada Januari 2025, tumbuh 4,46% dibandingkan pada Januari 2024 yang sebesar Rp3,83 triliun.
Capaian tersebut didorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 11,37% menjadi Rp6,54 triliun. Fee-based income BMRI juga naik 25,24% YoY menjadi Rp1,54 triliun.
Lebih lanjut, kredit yang telah disalurkan bank pelat merah ini mencapai Rp1.307,18 triliun pada bulan pertama tahun ini, tumbuh 19,29% YoY. Aset Bank Mandiri terkerek naik 15,49% YoY menjadi Rp1.923,4 triliun.
Bank Mandiri telah menghimpun DPK senilai Rp1.394,4 triliun per Januari 2025, tumbuh 15,15% secara tahunan dari angka Rp1.210,95 triliun.
Dana murah atau CASA Bank Mandiri naik 14,54% YoY hingga mencapai Rp1.105,41 triliun pada Januari 2025. Komposisi CASA ini menempati 79,28% dari keseluruhan simpanan.
Bank Rakyat Indonesia (BRI)
BRI membukukan laba bersih sebesar Rp2,01 triliun pada Januari 2025. Realisasi itu terkoreksi 58,33% dari capaian pada Januari 2024 yang sebesar Rp4,82 triliun.
Tekanan kinerja BRI tecermin dari pendapatan bunga bersih yang menyusut 7,63% YoY menjadi Rp8,92 triliun. Beban pencadangan alias impairment juga naik dari Rp1,95 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp5,63 triliun pada Januari 2025.
Namun demikian, penyaluran kredit BRI masih bertumbuh positif 4,61% YoY menjadi Rp1.209,52 triliun. Aset bank pelat merah ini berada pada level Rp1.826,72 triliun, turun tipis 1,41% YoY.
Di sisi lain, DPK BRI tercatat sebesar Rp1.360,17 triliun pada Januari 2025. Realisasi itu juga terkoreksi 1,57% dibandingkan pada Januari 2024 yang senilai Rp1.381,85 triliun.
Komposisi dana murah alias CASA BRI mencapai 66,07% dari keseluruhan simpanan, dengan nilai Rp898,66 triliun per Januari 2025. Nilai ini tumbuh 5,31% YoY dari Rp853,32 triliun per Januari 2024.
Bank Negara Indonesia (BNI)
BNI mencetak laba bersih individual sebesar Rp1,63 triliun per Januari 2025, tumbuh 9,7% dari Rp1,49 triliun pada Januari 2024. Persentase ini menjadi yang tertinggi di antara bank jumbo lainnya.
Salah satu pendorong realisasi tersebut adalah pendapatan bunga bersih yang naik tipis 1,7% YoY ke angka Rp3,17 triliun. Kerugian penurunan nilai aset keuangan alias impairment juga dikikis sebesar 20,86% YoY, dari Rp648,29 miliar menjadi Rp514,23 miliar.
BNI telah menyalurkan kredit senilai Rp749,82 triliun per Januari 2025, tumbuh dobel digit 10,29% YoY. Aset BNI pun tumbuh 5,04% hingga mencapai Rp1.075,38 triliun.
Dari sisi pendanaan, BNI menghimpun DPK senilai Rp74,28 triliun pada bulan pertama tahun ini, turun tipis 0,14% secara tahunan.
Dana murah bank pelat merah ini terhimpun sebesar Rp547,67 triliun. Dengan demikian, komposisi dana murah mencapai 70,73% dari keseluruhan simpanan BNI.