Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Bank Jumbo (BBCA, BMRI, BBNI, BBRI) Merosot usai Trading Halt Dibuka

Saham bank-bank besar, BBCA, BMRI, BBNI, dan BBRI kompak merah pada perdagangan hari ini, Selasa (8/4/2025) usai trading halt dibuka.
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025)/JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Saham bank-bank jumbo seperti BBCA, BMRI, BBNI dan BBRI kompak merosot usai perdagangan kembali dibuka setelah pemberlakuan trading halt pada Selasa (8/4/2025) pagi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 10.20 WIB, harga saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) alias BCA turun 9,41% alias 800 poin ke level Rp7.700 per saham.

Saham bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga minus 10% atau 520 poin ke posisi Rp4.680 per saham.

Bank pelat merah lainnya yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) atau BNI terkoreksi 7,08% (300 poin) menuju level Rp3.940.

Sementara itu, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) alias BRI terdepresiasi 9,63% atau turun 390 poin ke level Rp3.660. Saham keempat bank tersebut terus berfluktuasi.

Adapun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan hingga 9,32% ke level 5.903,52 pada pukul 09.30 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) usai pembukaan trading halt.

Sebelumnya, Bursa menyampaikan telah melakukan tindakan trading halt atau pembekuan perdagangan sementara pada pukul 09.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), menyusul jatuhnya IHSG lebih dari 8%.

 

Sekretaris Perusahaan BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengatakan trading halt diberlakukan pada sistem perdagangan di BEI pada pukul 09.00 waktu JATS.

"Perdagangan akan dilanjutkan pada pukul 09:30:00 waktu JATS tanpa ada perubahan jadwal perdagangan. Tindakan ini dilakukan karena terdapat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan yang mencapai 8%," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper