Bisnis.com, JAKARTA-- Bank Indonesia dinilai masih harus berhati-hati dalam memberikan respons terhadap inflasi maupun nilai tukar rupiah dengan cara mempertahankan suku bunga acuan tetap pada angka 7,5% pada bulan ini.
Destry Damayanti, Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (Bank Mandiri) menilai Bank Sentral sebaiknya tetap mempertahankan BI Rate pada posisi saat ini, meskipun inflasi mulai menurun dan neraca perdagangan mencatatkan surplus pada Maret lalu.
Menurutnya, BI harus mempertimbangkan potensi kembali naiknya tingkat inflasi akibat penyelenggaraan Pemilu. Juga, perlu diperhatikan pula apakah surplus neraca perdagangan dapat terus dipertahankan dalam jangka panjang.
Di sisi lain, katanya, BI juga perlu melihat potensi mengalirnya dana asing kembali ke Amerika Serikat seiring rencana pengetatan quantitative easing oleh Bank Sentral AS.
“BI harus tetap berjaga-jaga,” katanya, Senin (7/4/2014).
BI mempertahankan suku bunga acuan pada level 7,5% sejak November 2013. Sebelumnya, secara bertahap BI Rate naik sebesar 175 bps dalam lima tahap, dimulai pada Juni 2013 ketika Bank Sentral menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 6%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
_1692301785.jpg?w=348&h=261)
