Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank MNC Targetkan Kartu Kredit 200.000 Keping

PT Bank MNC Internasional Tbk. menargetkan jumlah kartu kredit perseroan bisa bertambah sebanyak 150% menjadi 200.000 keping pada tahun ini.
Bank MNC/Istimewa
Bank MNC/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank MNC Internasional Tbk. menargetkan jumlah kartu kredit perseroan bisa bertambah sebanyak 150% menjadi 200.000 keping pada tahun ini.

Adapun, kartu kredit diharapkan bisa berkontribusi sebesar 10% dari total kredit konsumer perseroan.

Direktur Utama Bank MNC Internasional Benny Purnomo mengatakan, secara jangka panjang, perseroan berusaha mendorong pertumbuhan jumlah kartu kredit bisa menembus 500.000 keping pada 2020. Pasalnya, dengan fokus bisnis bank yang merupakan anak usaha Grup MNC itu berada di ritel, kartu kredit menjadi salah satu penopang pertumbuhan.

“Dari segi transaksi, pada tahun ini perseroan menargetkan bisa mencapai sekitar Rp300 miliar sampai Rp400 miliar. Nilai itu lebih tinggi bila dilihat pada tahun lalu transaksi kartu kredit sekitar Rp200 miliar, sedangkan pada awal diluncurkan sekitar di bawah Rp10 miliar,” ujarnya dalam jumpa pers pada Jumat (10/2).

Adapun, salah satu produk kartu kredit yang akan diandalkan perseroan ke depannya adalah Motion, yang mengejar segmen pekerja muda produktif.

Benny menyebutkan, dari total target jumlah kartu kredit pada tahun ini sekitar 200.000, perseroan mengharapkan 60% berasal dari produk kartu kredit anyar perseroan tersebut.

“Begitu juga, pada 2020, kami menargetkan 60% dari total jumlah kartu yang ditaksi sekitar 500.000 keping berasal dari produk Motion,” sebutnya.

Produk kartu kredit baru perseroan itu juga dilengkapi dengan peluncuran aplikasi telepon seluler yakni, Punyakartu. Aplikasi itu bisa digunakan nasabah untuk mendapatkan notifikasi setiap transaksi dan memantau perkembangan tagihan.

Dia menuturkan, dengan adanya aplikasi itu sudah sejalan dengan fokus perseroan yang ingin membawa tren digital ke setiap lini usaha bisnisnya.

Perseroan juga akan mendorong bisnis kredit pemilikan rumah (KPR), sebagai salah satu penyokong pertumbuhan kredit konsumernya pada tahun ini.

Benny mengatakan, untuk tahun ini perseroan berencana mengejar KPR bisa tembus senilai Rp1,2 triliun, sedangkan sampai tahun lalu sudah menyentuh total Rp800 miliar.

Bank dengan kode emiten BABP itu mengklaim mendapatkan booking KPR baru sepanjang tahun lalu senilai Rp500 miliar. Dengan harga per rumah rata-rata sekitar Rp700 juta sampai Rp800 juta.

“Untuk tahun ini, kami targetkan bisa mencapai double naiknya karena sudah mempunyai struktur dan fondasi yang lebih baik sehingga penyalurannya bisa lebih cepat,” ujarnya.

Sementara itu, perseroan mengkalim pada tahun lalu mencatatkan posisi rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross turun 20 basis poin (bps) menjadi 2,77% dibandingkan dengan periode sama pada tahun sebelumnya, sedangkan untuk NPL net naik sebesar 17 bps menjadi 2,6%.

Benny menuturkan, untuk tahun ini, perseroan menargetkan NPL gross bisa berada pada kisaran 2,5%. Penurunan rasio kredit bermasalah itu tidak dipatok turun seperti periode sebelumnya karena tinggal sisa-sisa debitur yang memang kesulitan.

“Ada debitur dari proyek tambang yang sudah selesai, ada juga dari perdagangan dan lainnya. Untuk sektor usaha, tampaknya sama dengan bank-bank lain juga,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Surya Rianto
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper