JAKARTA: Laba bersih PT Bank DBS Indonesia periode Januari—September 2011 meningkat lebih dari empat kali lipat, didorong oleh keuntungan transaksi valuta asing.
Meski demikian, kinerja intermediasi dari anak usaha dari DBS Group yang berbasis di Singapura ini masih jauh di bawah industri.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi hari ini, DBS membukukan laba bersih periode Januari—September sebesar Rp334,6 miliar, meningkat 319,98% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp79,67 miliar.
Dari sisi operasional, pendapatan bunga bersih meningkat menjadi Rp739,32 miliar dibandingkan dengan sebelumnya sebesar Rp604,04, yang dipengaruhi oleh penurunan beban bunga menjadi Rp678,11 miliar dari sebelumnya Rp809,6 miliar. Sementara itu pendapatan bunga hanya naik tipis menjadi Rp1,42 triliun.
Ini dipengaruhi oleh kinerja penyaluran kredit yang hanya bertambah sekitar Rp704 miliar atau 3,62% menjadi Rp20,32 triliun dibandingkan dengan sebelumnya Rp19,61 triliun.
Sementara itu penghimpunan dana masayarakat malah turun tipis menjadi Rp20,76 triliun dari sebelumnya Rp 20,87 triliun. Sebagai perbandingan industri perbankan mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 25,3% dan dana pihak ketiga sebesar 17%.
Dari sisi operasional selain bunga, DBS masih mencatatkan peningkatan beban bersih sebesar Rp569,53 miliar dibandingkan dengan sebelumnya Rp493,16 miliar. Total pendapatan operasional bersih meningkat 53,11% menjadi Rp169,8 miliar dari sebelumnya Rp110,86 miliar.
Sementara itu dari pendapatan non operasional terjadi lonjakan keuntungan menjadi Rp280,82 miliar dari sebelumnya rugi sebesar Rp2,69 miliar. Pendapatan non operasional tersebut didorong oleh keuntungan penjabaran transaksi valuta asing sebesar Rp277,9 miliar. (arh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
