Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja pendapatan premi industri asuransi umum syariah dan jiwa syariah menunjukkan perbedaan arah. Dalam empat bulan pertama 2025, premi asuransi jiwa syariah dan reasuransi syariah kompak naik, sedangkan asuransi umum syariah terkoreksi.
Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) dalam periode Januari-April 2025, premi asuransi jiwa syariah tumbuh 14,90% year on year (YoY) menjadi Rp8,20 triliun, sementara premi reasuransi syariah tumbuh 9,84% YoY menjadi Rp0,34 triliun. Sebaliknya, premi asuransi umum syariah terkoreksi 23,28% YoY menjadi Rp0,87 triliun.
Anggota Dewan Penasihat AASI Tatang Nurhidayat mengatakan koreksi pada asuransi umum syariah disebabkan oleh beberapa lini bisnis di asuransi syariah yang mengalami penurunan.
"Misalnya [asuransi] kendaraan bermotor akibat penjualan kendaraan yang juga melambat. Selain itu asuransi kredit juga berdampak. Selain itu, belum ada perusahaan yang selesai spin off sementara sudah ada yang mentransfer portofolio dan menutup Unit Usaha Syariah (UUS) mereka," kata Tatang kepada Bisnis, Selasa (15/7/2025).
Tatang menjelaskan beberapa langkah yang bisa diambil pelaku usaha asurasi syariah untuk meningkatkan kinerja antara lain melalui penyelesaian proses spin off, memperbaiki kondisi lini bisnis asuransi kredit, atau melalukan merger antar UUS BUMN sehingga menghasilkan perusahaan asuransi syariah yang lebih kuat.
Untuk asuransi jiwa syariah, Tatang melihat kinerjanya lebih baik karena sejumlah UUS yang telah merampungkan spin off merupakan pemain-pemain besar di industri asuransi jiwa.
Menilik kinerja industri perasuransian syariah, total premi yang ditorehkan industri per April 2025 tumbuh 9,84% YoY menjadi Rp9,42 triliun.
Sebaliknya, total klaim industri perasuransian syariah mencapai Rp2,01 triliun, tumbuh 2,40% YoY. Rinciannya, klaim asuransi jiwa syariah tumbuh 5,51% YoY menjadi Rp1,26 triliun, klaim asuransi umum syariah turun 1,31% YoY menjadi Rp0,40 triliun, dan klaim reasuransi syariah turun 3,79% YoY menjadi Rp0,34 triliun.
Sementara itu, total aset industri tercatat sebesar Rp47,03 triliun, tumbuh 4,35% YoY. Rinciannya, aset asuransi jiwa syariah tumbuh 4,30% YoY menjadi Rp34,52 triliun. Sedangkan, aset asuransi umum syariah tumbuh 5,29% YoY menjadi Rp9,64 triliun. Sementara, aset reasuransi syariah tumbuh 1,88% YoY menjadi Rp2,87 triliun.