Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

VALASDana bank banyak parkir di luar negeri, Indonesia kekurangan pasok devisa

 

 

JAKARTA: Bank Indonesia mengungkapkan bank nasional lebih memilih penempatan dana valuta asing di luar negeri, sehingga membuat suplai di dalam negeri kekurangan. Likuiditas yang ditaruh di pasar uang luar negeri mencapai US$2 miliar per hari.
 
Nilai tersebut jauh lebih besar dari transaksi di pasar uang dalam negeri yang hanya mencapai US$300 juta-US$400 juta per hari. Adapun total dana valas perbankan saat ini sekitar US$43 miliar dalam bentuk giro, tabungan dan deposito.
 
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution mengatakan bank nasional memilih membawa dananya di luar negeri karena tidak ada fasilitas simpanan di dalam negeri.
 
“Pada umumnya karena di dalam negeri tidak [ada instrumen] mereka menempatkan di pasar uang luar negeri.  Akhirnya valas itu pergi keluar. Dengan melihat perkembangan itu BI membuka term deposit valas,” ujarnya dalam koferensi pers hari ini, Selasa 29 Mei 2012.
 
Tahun lalu, BI menerbitkan ketentuan devisa hasil ekspor. Meskipun hanya sesaat, eksportir diwajibkan membawa kembali dana hasil ekspor ke dalam negeri. Namun, setelah dana ditempatkan di sistem perbankan nasional, belakangan justru disimpan bankir di luar negeri.
 
Darmin menyadari penempatan dana di luar negeri karena untuk menghindari batas maksimal posisi devisa netto (net open position).  Posisi devisa netto adalah selisih antara kewajiban dan aset valas yang tidak boleh lebih dari 20% dari modal bank.
 
Padahal, lanjutnya, penempatan dana di luar negeri terbilang mengalami minus imbal hasil (negative spread). Pasalnya, dari nasabah bank memberikan bunga sekitar 1,7%—1,8%, tetapi penempatan dana di Singapura hanya mendapat yield 0,1%—0,2%.
 
Dia optimistis term deposit valas ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan penempatan dana di luar negeri, karena imbal hasil yang diberikan lebih kompetitif. Selain itu, tambahnya, tingkat risikonya rendah. (sut)
 
 
 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper