Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saya masih menyimpan kata kata mutiara itu di file saya. Saya tidak tahu ujar ujar itu berasal dari siapa. Seorang teman mengirimkannya kepada saya, dan teman itu tak menyebutkan sumbernya.
 
With money you can buy a house but not a home.
With money you can buy a clock but not time.
With money you can buy a bed but not sleep.
With money you can buy a book but not knowledge.
With money you can buy a position but not respect.
With money you can buy sex but not love.
With money you can see doctor but not good health.
 
Saya menyimpannya karena merasa memiliki cara pandang yang sama. Uang adalah salah satu alat untuk meraih kebahagiaan. Hanya alat. Bukan satu-satunya.
 
Dan bukan juga yang terpenting! Namun uang tetap penting. Dan mencari rizki yang halal itu wajib. Bagi yang sealiran dengan saya yang menolak keras rizki haram dan hasil minta-minta, maka wajib pula mengharamkan kemalasan.
 
Lebih dari itu: bukankah tangan di atas itu lebih mulia. Dan kita harus mampu menopang keluarga kita sendiri dulu, baru bisa membantu sesama.
 
Uang memang penting. Money pays the roofs over us, the clothes on our body, the food in our stomach, the healt care that we need. Kemiskinan seringkali melelahkan. Setelah mengabdi bekerja seumur hidup, -sebagian besar- dari pegawai, di negeri ini, tetap tidak mampu hidup layak pada usia pensiun.
 
Kemiskinan sering membuat kita marah. Karena hidup sering terasa seperti permainan ular dan tangga, bergerak terus tapi tetap di lingkaran yang sama. Atau seperti dongeng sysiphus, berusaha mendaki sembari memikul deraan beban, tetapi hanya untuk kembali terjerembab ke bawah, lagi dan lagi.
 
Bagi sebagian orang, kekayaan merupakan sesuatu yang dimiliki sejak lahir. Seakan memang sudah ditakdirkan menjadi kaya. Bagi sebagian yang lain menjadi kaya selamanya tetap sebuah fantasi. Sebuah utopi! Saya kebetulan berada di barisan yang mempercayai bahwa rizki diatur oleh Yang Maha Kuasa.
 
Tapi berusaha adalah urusan lain. Menjadi kaya boleh jadi memang sebuah takdir, tapi berikhtiar secara konsisten adalah pilihan kita sendiri.
 
Berikut saya ingin menyodorkan beberapa tips sederhana dalam upaya meningkatkan penghasilan.
 
Sebagian, boleh jadi sebagian besar, merupakan rekaman dari perjalanan hidup saya sendiri. Karena itu, mungkin tips-tips berikut lebih cocok bagi mereka yang punya pekerjaan sebagai pegawai, seperti yang telah saya jalani selama 34 tahun.
 
Tips pertama adalah disiplin menabung sejak dini. Semakin dini kita menabung, semakin besar peluang memiliki akumulasi kekayaan yang memadai pada saat kita memasuki tidak produktif lagi. Menabung Rp100.000 setiap bulan selama 30 tahun dengan hasil bersih 6 % saja per tahun, akan menghasilkan nilai tabungan sebesar lebih dari Rp100 juta.
 
Menabung dalam jumlah yang sama setiap bulan, namun hanya dalam periode 5 tahun, akan mendapatkan jumlah kurang Rp7 juta saja. Selama periode saya bekerja sebagai pegawai, rentang waktu 34 tahun, nyaris tak ada bulan tanpa menabung.
 
Begitu kerasnya saya terhadap diri sendiri, sehingga sering saya mengambil terlebih dahulu porsi tabungan dari gaji bulanan yang kecil, lalu mengatur sisanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
 
Pepatah "jangan lebih besar pasak daripada tiang" saya praktekkan dengan tekun bertahun-tahun.
 
Tips yang kedua adalah berupaya mendapatkan diversifikasi pendapatan. Untuk bisa menabung kita harus memperoleh pendapatan lebih besar dari kebutuhan konsumsi. Bagi seorang pegawai, cara yang paling mungkin adalah kerja mandiri.
 
Peluang kerja mandiri terbuka bagi mereka yang memiliki ketrampilan. Di samping bekerja sebagai pegawai yang memperoleh gaji bulanan, saya selama puluhan tahun mengajar di beberapa perguruan tinggi, menulis, dan memberi pelatihan di berbagai forum.
 
Dalam konteks ini, ada dua pedoman sebagai rule of thumbs:
 
[a] Wealth will go to those who creates the largest value. Knowledge base economy memberi upah tinggi kepada mereka yang mampu menemukan inovasi, creating ideas dan semacam itu;
 
[b] Mendekatlah pada kegiatan-kegiatan yang bisa mencuri perhatian banyak orang. Motivator yang berhasil indentik dengan miliarder. Demikian juga dengan selling, marketing, networking. Ada hukum pasar yang berbunyi money tend to follow those that gat more attention.
 
Tips yang ketiga, adalah menjauhi hutang untuk tujuan konsumtif. Perencanaan keuangan pribadi menuntut kita untuk berdisiplin, termasuk kesediaan untuk menundan kesenangan, disiplin dalam mengatur pengeluaran, dalam menabung, mebuat prioritas pengeluaran dan tidak keluar terlalu jauh dari koridor bujet.
 
Debt for consumption purpose is a form of bondage. Hindarkan menjadi hamba dari nafsu konsumerisme.
 
Tips yang keempat atau terakhir, adalah pupuk keberanian untuk memikul risiko. Tentu saja calculated risk. Menempatkan uang Anda secara pasif dalam bentuk tabungan, hanya akan memberikan imbal hasil bersih lebih kecil dari 6% per tahun.
 
Padahal beberapa reksadana penghasilan tetap memberikan keuntungan rata-rata 13%-15% per tahun, net setelah pajak. Beberapa saham pilihan memberikan capital gain rata rata lebih dari 20% per tahun, dalam jangka panjang.
 
Saya juga banyak tertolong oleh investasi pada tanah. Tahun 1995 saya membeli sebidang tanah di Bogor dengan harga Rp65.000 per meter per segi, yang saya jual pada 2009 pada harga Rp1,25 juta per meter per segi.
 
Pada tahun 1998 saya membeli beberapa hektar sawah di Karawang Barat dengan harga Rp41 juta per ha. Saat ini sawah tersebut ditawar Rp250 juta per ha. Dan saya menikmati hasil panen, minimal 2 kali setahun.
 
Tips hanyalah serangkaian saran. Mungkin manjur bagi sebagian, mungkin tak bermanfaat bagi sebagian yang lain. Seperti ditulis oleh Robert G. Allen: ...... when it comes to creating wealth, you have to become your own expert. You can draw upon the collective wisdom of other experts, but you will srtill be responsible for incorporating the information into your own investment frame work" (LN)
 
*> Hasan Zein Mahmud adalah Tim Ekselensi dan Staf Pengajar pada KWIK KIAN GIE School of Business.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Lahyanto Nadie
Sumber : Hasan Zein Mahmud

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper