BISNIS.COM, JAKARTA – Bank Indonesia mencatatkan defisit transaksi berjalan pada triwulan I/2013 sebesar 2,4% terhadap produk domestik bruto, turun dari triwulan sebelumnya yang mencapai 3,5%.
Peter Jacobs, Direktur Grup Humas Bank Indonesia (BI), mengatakan perbaikan defisit transaksi berjalan disebabkan oleh membaiknya kinerja neraca perdagangan yang didorong oleh penurunan impor yang cukup tajam. “Khususnya barang-barang konsumsi, sementara beberapa komoditas ekspor nonmigas tetap tumbuh positif,” ujarnya Selasa (14/5/2013).
Berdasarkan perhitungan Bisnis, defisit transaksi berjalan tersebut mencapai Rp51,5 triliun dibandingkan dengan total PDB triwulan I/2013 atas dasar harga berlaku yang mencapai Rp2.146,4 triliun.
Sementara itu, transaksi modal dan finansial pada triwulan I/2013 mencatat defisit seiring dengan menurunnya arus modal masuk, karena memburuknya kondisi perekonomian global dan meningkatnya tekanan inflasi di dalam negeri.
Namun, pada awal triwulan II/2013 arus modal masuk kembali meningkat cukup tinggi, antara lain terkait dengan penerbitan global bond Pemerintah RI.
Cadangan devisa pada akhir April 2013 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi sebesar US$107,3 miliar atau setara dengan 5,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. (MFM)