Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BISNIS.COM, JAKARTA--Bank Indonesia masih berpeluang mempertahankan, bahkan menurunkan suku bunga acuan setelah menaikkan fasilitas simpanan Bank Indonesia menjadi 4,25%.
 
Ekonom PT Bank Internasional Indonesia Tbk Juniman mengatakan peluang terbesar yakni BI mempertahankan suku bunga acuan pada level 5,75%.
 
"Kemungkinannya tetap, peluang untuk turun ada, tetapi kecil. BI pasti ingin pertumbuhan ekonomi semakin baik, sehingga tidak merespons pasar dengan menaikkan BI Rate," katanya, Rabu (12/6/2013).
 
Juniman mengatakan bank sentral akan lebih cenderung mengevaluasi dampak kenaikan FasBI terhadap kondisi pasar, termasuk nilai tukar rupiah.
 
Dia memerkirakan keputusan menaikkan BI Rate kemungkinan baru akan diambil pada bulan depan.
 
Acuviarta Kartabi, peneliti Laboratorium Manajemen Universitas Padjadjaan, mengatakan keputusan menaikkan FasBI cukup positif di tengah kondisi pasar yang sedang panas.
 
"Bank sentral berjanji akan membuat paket kebijakan untuk merespons kondisi pasar, baik terkait inflasi, pelemahan nilai tukar rupiah, dan suku bunga kredit. Oleh karenanya, bank sentral punya peluang besar untuk mempertahankan BI Rate," katanya.
 
Acuviarta mengatakan bank sentral sudah mampu mempertahankan BI Rate sejak tahun lalu, walaupun tekanan terhadap inflasi terus mendera. Langkah tersebut memberikan sinyal positif, terutama untuk penyaluran kredit perbankan.
 
Menurutnya, apabila BI Rate naik saat ini langsung memicu kenaikan suku bunga kredit. Likuiditas di pasar yang semakin ketat merupakan sinyal awal kenaikan biaya dana.
 
Presiden Direktur PT Bank Bumi Arta Tbk Wikan Aryono mengatakan bank sentral pasti sudah menyiapkan langkah untuk mengantisipasi kondisi ekonomi saat ini.
 
"Pak Agus Martowardojo [Guberbur BI] juga mantan bankir, jadi pasti tahu apa yang terbaik. Keputusan menaikkan FasBI juga merupakan instrumen untuk menahan inflasi," katanya.
 
Wikan mengatakan dana Bank Bumi Arta yang saat ini ditempatkan pada instrumen BI sebesar Rp795 miliar.
Dia mengatakan besaran dana tersebut terus dijaga dengan mempertimbangkan kebutuhan untuk ekspansi kredit.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Roberto A. Purba
Editor :
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper