SEJALAN dengan kebijakan pemerintah memangkas subsidi bahan bakar pada Mei lalu, terjadi tren penurunan simpanan tabungan dari nasabah perbankan.
Pasalnya, deposan harus mengalokasikan pengeluaran tambahan kepada bahan bakar minyak (BBM) dan biaya lain yang turut meningkat, karena dampak dari kebijakan tersebut.
Perusahaan riset global Kadence International mencatat terjadi penurunan jumlah tabungan dari survei yang dilakukan terhadap 500 responden di lima kota besar di Indonesia.
Penurunan jumlah tabungan tertinggi terjadi di Balikpapan, yakni dari Rp1,88 juta menjadi Rp1,53 juta per bulan, turun 19% karena masyarakat menambah biaya belanja untuk makanan saat terjadi kenaikan harga BBM.
Data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, pertumbuhan simpanan tabungan per Mei 2013 tercatat 17,9%, melambat dibandingkan dengan bulan sebelumnya tumbuh 19,4%.
Angka tersebut berbanding terbalik dengan simpanan deposito yang mengalami pertumbuhan cukup signifikan. Simpanan berjangka di Balikpapan tercatat tumbuh dari dari sebesar 14,5% (Maret 2013) menjadi 22,8% (Mei 2013).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Tutuk S.H. Cahyono menyebutkan penurunan jumlah simpanan tabungan biasa terjadi di masyarakat apabila terjadi kenaikan beban pengeluaran, terutama mereka yang berpenghasilan tetap.
Menurutnya, alokasi belanja yang sudah tersedia tanpa ada tambahan pendapatan, menyebabkan masyarakat memangkas dana untuk tabungan atau pos belanja lain untuk biaya hidup.
”Itu sudah otomatis akan terjadi karena pos pengeluaran kan mening kat,” ujarnya kepada Bisnis.
Baca selengkapnya: http://epaper.bisnis.com/index.php/ePreview?OldID=22#