Bisnis.com, JAKARTA - Cadangan devisa Indonesia tergerus US$5,42 miliar selama Juli 2013 dan merupakan posisi terendah sejak November 2010 sejalan dengan defisit transaksi berjalan selama triwulan III/2013 yang diprediksi mencapai US$5,5 miliar atau 2,5% dari produk domestik bruto.
Berdasarkan data Bank Indonesia, posisi cadangan devisa pada akhir Juli 2013 sebesar US$92,67 miliar, turun US$5,42 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$98,09 miliar.
Penurunan cadev tersebut melanjutkan bulan sebelumnya yang sempat anjlok hampir US$7 miliar selama Juni lalu.
Dosen Ekonomi Universitas Gajah Mada A. Tony Prasetintono mengatakan suku bunga acuan (BI Rate) harus dinaikkan menjadi 7% agar cadangan devisa tidak merosot lagi.
“Cadev sudah merosot menjadi US$92 miliar berarti BI rate mutlak harus dinaikkan ke minimal 7% untuk menjaga agar rupiah dan cadev tidak merosot lebih jauh,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (14/8/2013).
BI belum memberikan pernyataan terkait penurunan cadangan devisa ini. Namun, penurunan cadangan devisa ini sejalan dengan defisit transaksi berjalan yang diperkirakan mencapai US$5,5 miliar—US$5,6 miliar atau sekitar 2,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sebelumnya, Perry Warjiyo, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan bank sentral optimistis defisit transaksi berjalan akan menyempit pada triwulan III.
Adapun defisit transaksi berjalan pada triwulan II diperkirakan akan menembus US$9 triliun, lebih tinggi dengan perhitungan sebelumnya yakni US$8,6 miliar atau 3,6% dari PDB.