Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan asuransi menilai premi yang diusulkan pemerintah dan diberlakukan saat uji coba tahap I asuransi pertanian terlalu rendah, tak sebanding dengan risiko yang ada.
Sahata L. Tobing, Direktur Operasi Ritel PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), mengatakan rendahnya premi tersebut merupakan salah satu sisi negatif dari uji coba asuransi pertanian yang telah berlangsung.
“[Sisi negatif lain] kurangnya sosialisasi terhadap para petani, sehingga belum banyaknya petani yang berpartisipasi dalam program,” katanya dalam diskusi tematik tentang asuransi pertanian, Kamis (22/8/2013).
Asuransi pertanian memberikan perlindungan untuk petani terhadap risiko gagal panen.
Dalam uji coba tahap I atau periode Oktober 2012-Maret 2013, premi yang dibayarkan sebesar 3% dari total biaya produksi rata-rata atau Rp180.000 per hektar.
Petani harus menanggung 20% dari angka tersebut atau Rp36.000, sementara sisanya sebesar 80% atau Rp144.000 merupakan subsidi. (ra)