Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan meminta Bank Indonesia tidak melanjutkan pengetatan moneter yang telah dilaksanakan sejak Juni lalu karena akan mengorbankan pertumbuhan ekonomi.
“Kebijakan moneter cukup sampai sini saja. Kalau terus menaikan BI Rate maka efeknya berat buat pertumbuhan,” ujar Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Kamis (10/10/2013).
Bambang mengatakan kebijakan moneter harus sinkron dengan kebijakan fiskal yang saat ini sedang memerangi kemiskinan dan ketimpangan sosial. Kemiskinan di Indonesia mencapai 11% total populasi, sedangkan pengangguran mencapai 6%.
“Indonesia punya isu lain, yakni ketimpangan tinggi. Kalau sekedar memperbaiki defisit transaksi berjalan dengan mengorbankan pertumbuhan, akibatnya kita susah mengurangi kemiskinan,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran maka pertumbuhan ekonomi mutlak diperlukan.
Bank Indonesia menggunakan instrumen moneter utama, yakni menaikan suku bunga acuan sebesar 150 basis poin menjadi 7,25%. Kebijakan uang ketat ini akan memperlambat ekonomi nasional yang diprediksi berada pada kisaran 5,5—5,9% pada akhir 2013.