Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia menyatakan pelaksanaan pemilu 2014 tidak akan mengendurkan minat para investor untuk memulai menanam modal pada tahun politik tersebut.
Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, mengatakan kesimpulan tersebut merupakan refleksi dari pengalaman pemilu 2004 dan 2009.
“Secara umum sentimen pengusaha terhadap pemilu tidak mengendurkan minat mereka,” ujarnya, Jumat (8/11/2013).
Menurutnya, bank sentral lebih mewaspadai risiko eksternal terutama rencana pengurangan stimulus moneter di Amerika Serikat. “Ini akan mengurangi likuiditas di negara berkembang berkurang, sehingga investasi jadi berkurang,” ujarnya.
Dalam menghadapi dampak tapering di AS, menurutnya, pemerintah perlu memberikan kelonggaran bagi penanaman modal saing. “Terutama yang berorientasi ekspor. Kalau berorientasi impor dia akan membebani neraca pembayaran,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri memproyeksi pertumbuhan penanaman modal asing akan melambat pada tahun depan, karena adanya faktor ketidakpastian pada pemilu 2014 serta rencana pengurangan stimulus moneter di Amerika Serikat.
Menurutnya, perseroan memproyeksi pertumbuhan penanaman modal asing (PMA) pada 2014 sekitar 15-18% dari tahun sebelumnya.
Proyeksi tersebut lebih rendah dengan realisasi PMA Januari-September 2013 yang mencapai 199,2 triliun tumbuh 21,3% dari setahun lalu.
“2014 merupakan tahun politik. Investor biasanya menunda dulu untuk berinvestasi sampai ada kepastian hasil pemilu,” ujarnya.