Bisnis.com, JAKARTA--Survei perbankan triwulan IV-2013 mengindikasikan pertumbuhan kredit masih dalam tren melambat. Indikasi tersebut tercermin dari angka saldo bersih tertimbang (SBT) hasil survei permintaan kredit baru triwulan IV-2013 yang turun dari 90,0% di triwulan sebelumnya menjadi 88,5%.
Perlambatan tercatat pada seluruh sektor dan seluruh jenis penggunaan kredit. Penurunan terbesar terhadap permintaan kredit baru terjadi pada KPR/KPA sebagai respons atas kenaikan suku bunga dan diterapkannya kebijakan lanjutan Bank Indonesia mengenai Loan to Value (LTV) pada September 2013.
Survei yang dilaksanakan oleh Bank Indonesia itu memerkirakan perlambatan pertumbuhan kredit berlanjut sepanjang 2014. Kondisi ini tercermin pada sebagian besar responden yang memperkirakan pertumbuhan kredit menjadi 19,1% (yoy), melambat dibandingkan perkiraan pertumbuhan kredit tahun lalu (20,8%, yoy).
"Pertimbangan utama responden dalam memproyeksikan perlambatan pertumbuhan kredit yakni tren pelemahan pertumbuhan ekonomi dan kenaikan suku bunga kredit," tulis hasil survei yang dimuat pada situs resmi Bank Indonesia, Senin (20/1/2014).
Hasil survei tersebut juga menunjukkan suku bunga perbankan, baik suku bunga dana maupun suku bunga kredit, diperkirakan meningkat pada triwulan I-2014.
Rata-rata responden memperkirakan suku bunga dana (cost of fund) meningkat sebesar 128 bps, sedangkan suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi masing-masing mengalami kenaikan sebesar 27 bps, 16 bps dan 6 bps.