Bisnis.com, BALIKPAPAN--Perbankan syariah di Balikpapan masih optimistis dapat menjaga pertumbuhan kinerja kendati program pemberian dana talangan bagi calon jamaah haji sudah dihentikan.
Ketua Asosiasi Perbankan Syariah Indonesia (Asbisindo) Kota Balikapan Armiwingsih mengatakan penghapusan program dana talangan haji tidak terlalu mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga perbankan syariah.
Menurutnya, dana talangan haji dari calon jamaah haji hanya berkontribusi 10%-15% terhadap perolehan DPK.
“Tidak masalah meskipun sudah diberhentikan. Ada strategi lain yang dipersiapkan perbankan syariah untuk menjaga pertumbuhan kinerja,” ujarnya, Selasa (18/2/2014).
Dia mencontohkan perbankan syariah saat ini gencar melakukan inovasi produk disertai dengan perluasan jaringan dan modernisasi sistem informasi.
Armiwingsih berpendapat melalui strategi tersebut pertumbuhan aset perbankan syariah tahun ini bisa mencapai RP2,7 triliun atau tumbuh 9% dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang mencapai Rp1,9 triliun.
Beberapa agenda bersama juga siap digelar oleh perbanan syariah di Balikpapan, seperti Jumat Serentak Ekonomi Syariah yang digelar sepanjang Februari, Sekolah Pengusaha Muda Muslim untuk menghasilkan 100 pengusaha pada Maret, kemudian Juni ada seminar dan workshop, dilanjutkan dengan Borneo Syariah Expo pada Juli.
Kemudian pada Agustus digelar sekolah pasar modal syariah, Oktober-November digelar sekolah perbankan dan keuangan syariah.
Desember ditutup dengan agenda sertifikasi ekonomi dan perbankan syariah untuk kalangan notaris se-Kaltim. Seluruh kegiatan itu disusun oleh pelaku bisnis syariah yang tergabung dalam Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Balikpapan Mawardi B.H Ritonga berpendapat program dana haji itu tidak menggerus kinerja bank syariah, utamanya dalam hal penghimpunan dana.
"Saya rasa masih banyak sumber dana lainnya yang bisa dihimpun bank jadi tidak ada masalah,” tambahnya.