Bisnis.com, MAKASSAR - Penyaluran kredit produktif di Sulawesi Selatan pada tahun ini diproyeksikan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan sektor lainnya. Pasalnya, permintaan kredit produktif pada awal tahun cukup atraktif.
Bank Indonesia Sulsel mencatat per Februari 2014, kredit produktif bertumbuh 41,95%, lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kredit konsumsi dan modal kerja yang masing-masing sebesar 13,82% dan 2,53% secara year on year (y-o-y).
Meskipun bertumbuh, dari sisi penggunaan porsi kredit produktif masih kalah dengan kredit konsumsi dan modal kerja.
Dari total penyaluran kredit perbankan Sulsel per Ferbuari sebesar Rp80,24 triliun kredit produktif berkontribusi 21,5% atau setara Rp17,2 triliun. Sisanya untuk kredit konsumsi dan modal kerja yang mengambil share masing-masing sebesar 43,09% dan 35,41%.
Kelapa Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I Salampua Suhaedi mengatakan pertumbuhan kredit produktif menunjukkan dinamika pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Menurutnya, sektor listrik, air, dan gas menjadi motor dengan pertumbuhan, disusul sektor jasa sosial, dan jasa dunia usaha.
“Tahun ini investasi akan tumbuh tinggi, pelbagai kegiatan usaha meningkat. Ini indikasi yang baik. Hal ini nampak dari penyaluran kredit produktif perbankan yang bertumbuh baik,” ujarnya baru-baru ini.
Kredit produktif biasanya dipakai untuk keperluan investasi atau usaha baru. Selain itu, penyaluran kredit produktif biasanya diserap oleh sektor usaha kecil dan menengah.
Secara terpisah, PT Bank Negara Indonesia Tbk. Wilayah Makassar mengincar penyaluran kredit produktif bertumbuh 15% dari realisasi tahun sebelumnya sebesar Rp5,08 triliun.
Mucharom, CEO Bank BNI Wilayah Makassar, mengatakan pada tahun ini penyaluran kredit di Sulsel diperkirakan tumbuh sekitar 16%-19%. Adapun, ungkapnya, perseroan memproyeksikan pertumbuhan kredit lebih besar dari angka tersebu, yakni di atas 20% dari realisasi tahun lalu.