Bisnis.com, JAKARTA—Hingga 3 bulan awal tahun ini, industri perbankan mencatatkan peningkatan yang lebih signifikan himpunan dana pihak ketiga (DPK) dalam bentuk valuta asing (valas) dibanding simpanan dalam rupiah.
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual mengatakan perubahan nilai mata uang, secara langsung berimbas pada DPK valas yang dihitung dalam rupiah. Namun, hingga akhir tahun lalu, DPK valas industri perbankan sempat melambat, ketika rupiah menguat.
“Sebenarnya, ada pengaruh nilai tukar terhadap kurs rupiah berdampak pada perhitungan valas dalam rupiah,” ungkapnya, Jumat (9/5/2014)
Dia mengatakan pada tahun lalu, kondisi rupiah secara point-to-point melemah 20,8% year on year ke level Rp12.170 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 10,4% y-o-y ke level Rp10.445 per dolar AS.
Sedangkan pada kuartall I/2014, rupiah kembali menguat 4,38%.
Mata Uang | Kuartal I/2013 | Kuartal I/2014 | Pertumbuhan (%) |
Rupiah | Rp2.721 triliun | Rp2.960 triliun | 8,78% |
Valas | Rp462 triliun | Rp561 triliun | 18,85% |
Sumber: Bank Indonesia
Di sisi lain, menurutnya, peningkatan simpanan valas dipengaruhi oleh beberapa hal yakni aliran dana asing yang masuk ke Indonesia, kondisi ekpor impor dan neraca perdagangan yang belum membaik.
Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah simpanan industri perbankan hingga Maret 2014 dalam rupiah mencapai Rp2.960 triliun, tumbuh 8,78% dari posisi Rp2.721 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan total DPK valas yang berhasil dihimpun hingga kuartal I/2014 mencapai Rp561 triliun, tumbuh 18,85% dari posisi Rp472,86 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.