Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia menilai pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari pertumbuhan dana yang dihimpun menyebabkan meningkatnya risiko likuiditas.
Gubernur BI Agus D. W. Martowardojo mengungkapkan kondisi likuditas di perbankan kian terbatas. Keterbatasan likuiditas tersebut berimbas pada persaingan antar bank untuk menarik dana pihak ketiga.
Sehingga persaingan perebutan dana tersebut berdampak pada kenaikan suku bunga dana jangka pendek dan mengakibatkan naiknya risiko suku bunga.
Hingga akhir tahun 2013 kondisi likuiditas bank secara umum dipandang masih memadai untuk mengantisipasi potensi penarikan dana oleh nasabah dan risiko suku bunga masih terkendali dengan baik.
Agus mengatakan upaya stabilisasi perekonomian yang dilakukan pada 2013 juga membawa pengaruh pada kinerja sektor korporasi dan rumah tangga.
"Secara umum sektor korporasi mengalami penurunan profitabilitas, kecuali di sektor properti," ungkapnya, Senin (19/5/2014).
BI memandang kinerja sektor korporasi masih tetap terjaga dan penurunan profitabilitas tidak berdampak signifikan pada likuiditas korporasi.
Sementara itu, penyaluran kredit ke sektor rumah tangga cukup terkendali dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) yang cenderung menurun.
Kemampuan rumah tangga dalam memenuhi kewajiban keuangannya juga masih memadai, antara lain tampak dari relatif rendahnya Debt to Income Ratio.