Bisnis.com, JAKARTA—PT Bank Jawa Barat dan Banten Tbk (BJB). membukukan laba sebesar Rp478 miliar pada triwulan II/2014. Laba bersih itu terkoreksi sebesar 36% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu di mana perseroan mencatat laba sebesar Rp747 miliar.
Ahmad Ifran, Direktur Komersial PT Bank Jabar Banten Tbk. mengatakan pada semester I/2014 terjadi peningkatan cost of fund (CoF) sebesar 6% (yoy) dari posisi sebelumnya pada level 4,6% karena kondisi likuiditas yang ketat sehingga menyebabkan laba tergerus.
“Dari sisi kredit sebenarnya kami ekspansi, tetapi beban bunga yang tinggi menyebabkan laba tertekan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Irfan menjelaskan rasio intermediasi (loan to deposit ratio/LDR) perseroan berada pada level 90,79%. Kredit BJB pada semester I/2014 tumbuh 14,6% atau sebesar Rp47,71 triliun. Kredit konsumer tercatat mendominasi yakni sebesar Rp31,53 triliun, disusul krdit komersial sebesar Rp6,82 triliun, dan kredit KPR sebesar Rp4,28 triun. Kredit mikro tercatat menurun 8% yakni hanya sebesar Rp5,07 triliun dari posisi sebelumnya sebesar Rp5,51 triliun.
Dia menjelaskan dana masyarakat (DPK) pada triwulan II/2014 tercatat sebesar Rp59,28 triliun atau tumbuh 15% (yoy). Dana murah (current account and saving account/CASA) mengambil porsi sebesar 51,9% dari total DPK, sedangkan sisanya berupa deposito.
“Dengan komposisi CASA yang membaikm kami yakin beban bunga akan turun, sehingga kami akan berkonsentrasi untuk memperbaiki kualitas kredit [non performing loan/NPL].”
Adapun, NPL gross perseroan pada semester I/2014 meningkat menjadi 4,0% dari posisi pada tengah tahun lalu pada level 2,3%. Manajemen menargetkan pada tahun ini, NPL akan berada pada kisaran 3%.