Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bisnis Luar Negeri BNI Capai Rp1,1 Triliun

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., hingga Juli 2014 memperoleh laba sebesar Rp1,1 triliun dari lima jenis bisnis perseroan di luar negeri. Perseroan menargetkan kontribusi laba dari Divisi Internasional pada tahun ini sebesar Rp1,78 triliun.

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., hingga Juli 2014 memperoleh laba sebesar Rp1,1 triliun dari lima jenis bisnis perseroan di luar negeri. Perseroan menargetkan kontribusi laba dari Divisi Internasional pada tahun ini sebesar Rp1,78 triliun.

Pemimpin Divisi Internasional BNI A. Firman Wibowo mengatakan realisasi pendapatan hingga Juli telah mencapai 62% dari target. Pada tahun ini manajemen menargetkan bisnis luar negeri BNI tumbuh 25%.

"Tahun kami yakin bisa tumbuh sekitar 21% hingga 25%. Bisnis yang tidak pernah krisis ialah transaksional banking bisnis seperti remittance, trade financial karena pasti berkembang terus, tinggal masalah sinergi supaya bisa menggarap semua nasabah itu," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Firman menjelaskan bisnis luar negeri BNI terdiri dari trade finance (pembiyaan perdagangan), finacial institution, jasa remitansi, sekuritas, dan kantor cabang luar negeri.

Dia menuturkan kontribusi laba paling besar berasal dari bisnis trade finance yang membukukan laba sebesar Rp376 miliar atau tumbuh 33%. Trade finance mampu berkontribusi besar karena memiliki banyak fee based income dan interest income.

Kontribusi terbesar kedua berasal dari sekuritas yang mencatat laba sebesar Rp232 miliar, kemudian laba dari pembiayaan melalui kantor cabang sebesar Rp194 miliar.

Sisanya, berasal dari layanan financial institution yang membukukan laba Rp120 miliar, dan layanan lainnya sebesar Rp95 miliar.

Firman mengatakan pihaknya optimis pada tahun depan bisnis BNI di luar negeri bisa tumbuh hingga 30%.

Pasalnya, perseroan pada tahun ini gencar melakukan ekspansi layanan remittance ke beberapa negara seperti Myanmar, Malaysia, Korea, dan Taiwan.

"Potensi remittance di sana besar karena WNI di Malaysia sekitar 6 juta, di Korea sekitar 75.000, Taiwan sekitar 220.000," paparnya.

Dia menjelaskan perseroan mulai ekspansi ke ketiga negara itu karena bisnis remittance di Saudi Arabia mengalami perlambatan akibat moratorium.

Berkurangnya tenaga kerja Indonesia di Saudi Arabia menyebabkan peningkatan TKI di ketiga negara tersebut.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper