Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menginvestasikan U$D200.000 dan lebih dari U$D5 juta untuk pembukaan dua kantor cabang luar negeri di Yangon, Myanmar dan Jeddah, Saudi Arabia. Investasi di Yangon lebih kecil karena hanya berupa representative office, sementara di Jeddah adalah kantor cabang penuh.
Rahmad Hidayat, Vice President Head of Financial Institutions Global Payment & Overseas Network BNI mengatakan perseroan telah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk masuk ke Myanmar. Perseroan menargetkan pada November BNI sudah hadir di Myanmar.
"Kami baru dapat izin 2 minggu lalu dari OJK dan Central Bank Myanmar memberi signal yang baik sehingga November bisa. Bentuknya representative office saja sehingga semua transaksi perbankan akan dilakukan di Singapura,” ujarnya di Jakarta, Senin (14/9).
Rahmad menuturkan representative office Myanmar akan bertugas mencari mitra yang mau membeli produk-produk dari Indonesia. Nasabah yang disasar itu umumnya mitra BUMN yang telah lebih dahulu melakukan ekspansi di sana seperti WIKA, Semen Indonesia, Pertamina, dan Telkom.
Dia menjelaskan proses transaksi bisnis tidak dapat dilakukan di Myanmar karena negara tersebut sedang mendapat sanksi office foreign for assets control/OFAC. Singapura dipilih sebagai lokasi transaksi karena bebas biaya kliring.
“Kita ke sana karena diundang BUMN sehingga akan didukung dengan memanfaatkan jaringan mereka. Potensi juga datang dari swasta karena beberapa perusahaan Indonesia sudah masuk ke sana seperti Gajah Duduk, Kalbe Farma dan lainnya,” paparnya.
Rahmad melanjutkan untuk kantor cabang Jeddah saat ini pihaknya terus aktif berkomunikasi dengan Saudi Arabian Monetary Authority (SAMA). Perseroan mengincar transaksi dari para nasabah yang menjalankan ibadah haji.
“Jeddah agak sedikit sulit, beda dengan Myanmar yang lebih terbuka, mungkin karena sesama Asean.”
Rahmad mengatakan investasi di Jeddah lebih mahal karena perseroan harus memasang sistem dan perlengkapan lainnya layaknya suatu kantor cabang penuh. Namun, rencana ekspansi itu sangat tergantung pada perizinan dari SAMA, sehingga pihaknya belum bisa mematok target waktu untuk masuk ke Jeddah.