Bisnis.com, BANDUNG - PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kab Bandung akan menggenjot kredit sanitasi yang selama ini jumlah nasabahnya belum maksmimal.
Dirut PT BPR Kab Bandung Mohammad Soleh Pius mengatakan, kredit sanitasi diperuntukan bagi warga Kab Bandung yang membutuhkan dana untuk membangun sarana sanitasi. Fasilitas pendanaan tersebut dalam rangka mendukung program Pemkab Bandung yang tengah fokus persoalan sanitasi.
"Kredit sanitasi ini sudah berjalan sejak 2010. Bunga kreditnya cuma 9% dengan jangka waktu dua tahun," katanya, kepada wartawan, Senin (22/9/2014).
Tapi, dalam perjalanannya memang tidak mudah karena hal ini menyangkut kultur warga yang masih belum terbiasa dengan sarana sanitasi yang memadai. Selain itu, untuk membangun sanitasi membutuhkan lahan.
Masyarakat masih suka 'buang kotoran' sembarangan atau memanfaatkan daerah aliran sungai. Jelas kebiasaan ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Besarnya pinjaman Rp900.000-Rp2,5 juta. Dengan total pinjaman tidak terbatas. Dengan kredit ini, warga tinggal tahu jadi karena pengerjaan dilakukan oleh pihak ketiga," ujarnya.
Sarana sanitasi yang dimaksudkannya itu terdiri dari closet dan septic tank. Bagi warga yang berminat cukup mengajukan kartu keluarga dan Kartu Tanda Penduduk serta rekomendasi wilayah.
Lebih lanjut Pios menyebutkan, total dana kredit yang telah disalurkannya pada tahun ini telah mencapai Rp107 miliar. Kredit tersebut pada umumnya berdurasi jangka pendek. Dengan demikian pihaknya tidak akan kesulitan likuiditas.
"Total nasabah kami sudah mencapai 11.000 orang. Dengan adanya kredit sanitasi, tidak menutup kemungkinan akan terus bertambah," ujarnya.
Bupati Bandung Dadang M Naser menambahkan, penyediaan fasilitas kredit sanitasi ini salah satu terobosan yang dilakukan Pemkab Bandung untuk mempercepat peningkatan akses air bersih dan sanitasi.
Langkah ini diambil, mengingat akses penduduk Kab. Bandung yang berjumlah 3,4 juta jiwa terhadap sanitasi, hingga akhir tahun 2012 baru mencapai 52,8%. Sementara Millenium Development Goals (MDGs) sanitasi sampai akhir tahun 2015, ditargetkan 62,37%.
"Saya yakin target ini bisa tercapai, karena pembangunan sanitasi di Kab. Bandung dilakukan secara sabilulungan yang melibatkan semua pihak, termasuk organisasi USAID dengan program Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (Iuwash)," ujarnya.
Sedangkan untuk mengkampanyekan program sanitasi tersebut, Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (Iuwash) dan Pemkab Bandung telah melatih 15 orang perwakilan dari 3 kecamatan di Kab. Bandung mengenai pembuatan sanitasi (septictank) sesuai standar.
Behavior Change Communication (BCC) Spesialist Iuwash, Usniati Umayah mengatakan, pelatihan ini merupakan upaya Pemkab Bandung dan Iuwash dalam menyosialisasikan sanitasi. Saat ini masih banyak masyarakat yang buang air besar (BAB) sembarangan seperti di sungai, kebun atau kolam.
"Kalaupun ada yang di WC, salurannya disalurkan ke sungai. Jadi tetap saja bisa dibilang sembarangan,” ujarnya.
Karena itu, dengan adanya pelatihan, diharapkan masyarakat mengetahui sanitasi untuk pembuangan BAB, agar tidak mencemari lingkungan.
“Tentunya, dalam pembuatan sanitasinya harus memenuhi standar,” katanya.(