Bisnis.com, BOGOR--Perbankan syariah asing siap membenamkan modalnya di Jawa Barat untuk membantu Bank BJB Syariah menempati bank katagori BUKU II dengan target kucuran dana mencapai Rp400 miliar.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan pihaknya tengah menjajaki kerja sama dengan perbankan syariah Malaysia dan Dubai yang sudah jauh lebih maju di sektor perbankan syariah.
"Dalam waktu dekat kami akan suntikan modal Rp400 miliar untuk Bank BJB Syariah. Dananya bisa dari mana-mana, salah satunya dari lembaga perbankan syariah Malaysia dan Dubai yang sudah berminat menanam sahamnya," ujarnya seusai menghadiri Forum Riset keuangan Syariah 2014 di Institut Pertanian Bogor, Selasa (14/10).
Ahmad Heryawan optimistis Bank BJB Syariah mampu menembus level bank BUKU II pada tahun depan dari level BUKU I saat ini, bahkan bisa menempati bank syariah terbesar ketiga di bawah Mandiri Syariah dan Muamalat.
Dia mengatakan market share Bank BJB Syariah saat ini sudah jauh lebih baik dengan berada pada kisaran 4,7% secara nasional dan 7% pada skala Jawa Barat.
"Kalau saja pada rentang waktu dua-tiga tahun ke depan market share-nya bisa tembus 10%, itu menandakan bahwa bank syariah menguntungkan bukan merugikan," ujarnya.
Dia menuturkan suntikan modal untuk Bank BJB Syariah sebesar Rp400 miliar juga diharapkan berasal dari kas internal, baik dari Pemprov Jabar, Pemprov Banten atau pun dari Bank BJB sendiri.
Pihaknya meyakini suntikan modal senilai Rp400 miliar untuk BJB Syariah tersebut juga bisa melalui satu pihak yakni dari keuangan Pemprov Jabar.
“Satu pihak juga kami rasa cukup. Kalau terlalu banyak penanam modal terus dari kaminya tidak siap, nanti bisa ‘over dosis’,” paparnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK Firdaus Djaelani mengatakan pihaknya mendukung Bank BJB Syariah membuka peluang memeroleh modal asing.
Dia menuturkan selama ini investasi asing yang masuk untuk pengembangan usaha di dalam negeri diatur dalam Undang-Undang, sejauh tidak melanggar ketentuan yang berlaku.
“Kalau memang BJB Syariah mau membuka modal dari lembaga asing, itu tentunya harus dibicarakan dengan OJK, karena kami ingin adanya prinsip resiprokal,” paparnya.