Bisnis.com, TANGERANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten menyatakan pertumbuhan aset, penyaluran kredit, dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank umum di wilayah Banten pada kuartal III/2014 mengalami perlambatan yang sangat signifikan.
Budiharto Setyawan, Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Banten, mengatakan aset bank umum di wilayah ini secara year-on-year hanya tumbuh 12,87%, lebih rendah dari pertumbuhan kuartal sebelumnya yang mencapai 20,33% (yoy).
“Nilai aset bank umum pada kuartal ini Rp136,84 triliun naik dari kuartal sebelumnya Rp132,55 triliun. Ketika pertumbuhan aset perbankan konvensional mengalami perlambatan, aset perbankan syariah mengalami kontraksi secara year-on-year,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (25/11/2014).
Menurutnya, dengan kondisi penggerak roda ekonomi daerah yang bertopang pada industri berbasis komoditas ekspor, ketika ekonomi global tengah melambat maka permintaan produk ke Banten juga turun, sehingga menyebabkan pembiayaan dari bank tertekan.
Pada waktu yang sama, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tengah tertekan, sehingga berimbas pada penurunan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Oleh karena itu, seluruh indikator utama pada bank umum di Banten mengalami perlambatan.
Aset perbankan konvensional yang pada kuartal sebelumnya mengalami pertumbuhan 21,33%, pada periode ini, menurutnya pertumbuhan itu tidak dapat dipertahankan pada level yang sama, karena hanya mencapai 13,84% dengan nilai Rp129,9 triliun.
Bahkan, ujarnya, pertumbuhan aset perbankan syariah yang pada kuartal sebelumnya tumbuh sebesar 4,15% (yoy), pada periode ini hanya mampu tumbuh 2,62% (yoy) dengan nilai Rp6,94 triliun. Dengan demikian, pangsa aset perbankan syariah terhadap total aset perbankan di Banten relatif turun menjadi 5,07% n dari 5,08% pada kuartal lalu.