Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) belum akan menurunkan suku bunga dasar kredit (SBDK) dan bunga simpanan pasca penurunan suku bunga Bank Indonesia atau BI Rate 25 bps menjadi 7,5% pada Selasa (17/2).
Corporate Secretary BRI Budi Satria mengatakan perseroan masih akan mengkaji kembali suku bunga pinjaman dan bunga pinjaman.
"Kami akan mereview kembali suku bunga pinjaman dan simpanan menyusul turunnya BI Rate, tentu termasuk SBDK ," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (20/2/2015).
Penurunan BI Rate, lanjutnya, harus dilihat faktor lainnya seperti suku bunga di pasar dan bunga bank lainnya.
"Tentu tidak serta merta ada faktor-faktor lainnya yang juga perlu memperoleh perhatian seperti suku bunga di market, bunga bank lain," tutur Budi.
Saat ini, SBDK Bank BRI berada di rentah 10,25% hungga 19,25%.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk Gatot M. Suwondo juga menuturkan pihaknya masih belum akan menurunkan bunga kredit.
Dalam menentukan tingkat suku bunga, lanjutnya, industri perbankan tidak hanya menjadikan BI Rate sebagai acuan tetapi juga mempertimbangkan berbagai risiko (risk) yang ada di pasar yang menentukan besaran imbal hasil (yield).
"Bank itu menentukan (suku) bunga kredit dengan risiko. Risk versus yield. Kalau makin tinggi risiko makin tinggi yield-nya. Makin rendah (risiko) makin rendah yield," katanya.
Adanya penurunan BI rate itu karena keinginan bank sentral untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
"Kami masih lihat pasar dulu bagaimana," ucap Gatot.